Senin, 31 Agustus 2009

Meningkatkan Kepedulian Terhadap Kebudayaan Lokal

Kebudayaan menurut Mac Iver (seorang sosiolog) adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesusatraan, agama, rekreasi dan hiburan. Sebuah potret, novel, drama, film, permainan, filsafat dan sebagainya, termasuk kebudayaan, karena hal-hal itu secara langsung memenuhi kebutuhan manusia.

Negara Republik Indonesia terdiri dari beragam suku, agama dan ras. Tentu saja di dalamnya terdapat keanekaragaman budaya. Keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa ini merupakan suatu kekayaan budaya. Keanekaragaman budaya yang dimiliki terkadang menjadi sebuah bumerang bagi bangsa ini. Tak heran apabila sebagian besar keankekaragaman budaya tersebut terabaikan.

Keanekaragaman budaya di Indonesia itu sangat potensial. Sayangnya, hal tersebut tidak diupayakan dengan rasa kepedulian untuk melestarikannya. Ironisnya, ketika akhir-akhir ini ada pemberitaan bahwa ada beberapa kesenian bangsa ini yang di klaim oleh negara tetangga lantas bangsa ini naik pitam. Misalnya, pada akhir tahun lagu "Rasa Sayange" di klaim oleh Malaysia. barulah bangsa ini sadar akan keberadaan salah satu kekayaan budayanya telah dirampas. Kemudian disusul oleh adanya Tari Pendet di iklan promosi pariwisata Malaysia. Hal tersebut kembali menimbulkan amarah bangsa ini.

Bukankah seharusnya bangsa ini boleh berbangga karena jika seni dan budaya bangsa ini telah diapresiasi bahkan dibanggakan orang lain, itu menunjukkan bahwa seni dan budaya bangsa ini telah dianggap hebat dan memiliki pengaruh yang luas.

Bangsa ini dapat belajar dari adanya mitos spageti dan ravioli yang dikenal sebagai makanan Italia merupakan salah satu hasil pengaruh dari perjalanan saudagar Venezia, Marco Polo ke China dan ketertarikannya pada mi dan pangsit. Kini hal tersebut dibanggakan oleh orang China. Contoh lainnya, ketika China sedang berjaya budayanya memengaruhi Asia Tenggara. Ketika Eropa sedang berjaya budayanya memengaruhi jajahan-jajahannya. Jadi, kalau kesenian bangsa ini bergaung di negara tetangga tidak perlu repot dengan amarah. Mungkin boleh jadi di negara tetangga tersebut miskin secara budaya.

Ironisnya, dapat terlihat dalam banyak video-video di youtube.com, lagu "Rasa sayange" rupanya memang menjadi bagian dari keseharian orang Malaysia. Lantas bagaimana dengan keseharian bangsa ini? Bahkan ketikabeberapa orang Indonesia diminta menyanyikan lagu "Rasa Sayange" tidak seorang pun fasih menyanyikan lagu itu dengan baik dan benar. Mungkin hal tersebut karena adanya kekurangpedulian bangsa ini terhadap budayanya sendiri.

Sebelum mengeam negara tetangga yang telah mengklaim beberapa kesenian bangsa ini hendaknya terlebih dahulu bertanya pada diri sendiri; Berapa lagu daerah yang kita kenal dan ketahui daerah asalnya?, Berapa jenis tarian daerah yang kita kenal dan ketahui daerah asalnya?, Berapa jumlah corak batik yang ada di Indonesia?, Kapan terakhir kali menonton pertunjukkan seni dan budaya?, Masih banyak lagi pertanyaan yang menuntu kita untuk mempelajari keanekaragaman budaya sendiri.

Seolah-olah lupa bahwa budaya itu senantiasa berkembang. Di dalam proses perkembangannya akan terjadi perpindahan ke daerah-daerah yang kurang mampu mengembangkannya sendiri. Mungkin disinilah letak kelemahan bangsa ini.

Mungkin dengan terus menggali pengetahuan yang luas akan budaya sendiri dapat terwujud rasa kepedulian yang tinggi. Sehingga untuk kedepannya tidak akan lagi negara mana pun yang berani mengklaim budaya bangsa ini. Kalau bukan diri sendiri yang peduli akan budayanya sendiri lalu siapa lagi?

Diharapkan jangan terbawa emosi yang berlebihan. Momentum upaya adanya Malaysia mengklaim lagu "Rasa Sayange" dan "Tari Pendet" hampir bersamaan dengan adanya permasalahan klaim blok Ambalat oleh Malaysia. Tidak luput juga yaitu adanya "Kasus Manohara" ditambah dengan kasus kekerasan yang dilakukan sebagian warga Malaysia terhadap Tenaga Kerja Indonesia. Mungkin sepatutnya kita boleh menuntut keadilan akan hal ini semua. Tapi, tetap saja harus dapat membedakan setiap permasalahan yang terjadi agar dapat menghadapi setiap permasalahan dengan cerdas.

Dengan adanya berbagai peristiwa tersebut mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi bangsa ini. Setidaknya bangsa ini akan menjadi lebih peka terhadap keberadaan budayanya sendiri.

Sabtu, 29 Agustus 2009

Sodaqoh "Kejutan"

Kangen mesjid juga ternyata. Baru beberapa hari ngga ke mesjid udah kangen berat. Hari ini aku mulai shalat sunat Tarawih lagi. Ada yang beda hari ini di mesjid.

Seperti biasa aku shalat Isya' berjama'ah di mesjid. Kali ini aku berada di shaf terakhir. Berisik. Kali ini penceramah kuliah tujuh menitnya sedikit nyentrik. Cacat fisik ngga membuat penceramah itu hilang nyali. Penceramah itu tidak dapat melihat. Buktinya isi ceramah patut di acungkan jempol. Dua jempol deh.

Pas kuliah tujuh menit 'kencleng' sodaqoh sudah selesai disebarkan. Tapi pas selesai kuliah tujuh menit dengan serentak dia menganjurkan sodaqoh lagi. Yupz... seneng ngeliatnya. Ternyata masih ada orang yang peduli dengan sekitarnya. Pertama-tama penceramah itu ngasih 50 ribu ke orang yang ditunjuk untuk menerima sodaqoh. Sungguh kejutan di tengah kejenuhan. Aku terpukau melihat kejadian tadi. Jarang ada orang yang berani mengkritik orang di depan orang banyak sambil dia mempraktikkannya langsung.

Jadi teringat Soe Hok Gie. Di zaman tahun 60 an Soe Hok Gie dikenal sebagai tukang kritik pemerintahan Soekarno. Gie orang yang pemberani. Aku sangat kagum pada Gie. Aku selalu bertanya-tanya apakah zaman sekarang masih ada orang seperti Gie?

Ternyata pertanyaan itu sedikitnya terjawab sudah. Aku beruntung dapat menyaksikannya langsung. Seakan Allah swt telah mengutus malaikat-Nya untuk menjawab pertanyaanku itu melalui kejadian tadi. Bersyukurlah masih ada orang yang pemberani saat ini. Teruslah katakan 'kebenaran' meski 'kebenaran' itu pahit untuk di dengar.

Jumat, 28 Agustus 2009

Panggung Hiburan HUT RI Ke-64

Setiap tahun pada tanggal 17 Agustus di tiap pelosok daerah selalu di penuhi acara hiburan. Panggung hiburan HUT RI merupakan puncak acara di hari itu. Tepatnya, di daerah tempat tinggalku di komplek perumahan di daerah Bandung juga menggelar panggung hiburan HUT RI.

Acara pada malam hari ini dimulai kurang lebih jam 19.30 WIB. Sambutan Ketua RW 015, Bapak Deden. Sambutan Ibu Kepala Desa Bojongsoang. Sambutan dari Bapak Dadang Koswara (pembacaan do'a). Sambutan Ketua Pelaksana. Sambutan Ketua Tarang Karuna. Acara di buka dengan hentakan paduan musik dari Black Hole Percussion dimulai dari jam 20.00 WIB. Semua terpukau melihatnya. Perpaduan suara alunan musik yang penuh semangat, menghentak. Penuh kreativitas.

Tarian-tarian anak kecil warga RW 015 dan pengumuman semua perlombaan. Jam 20.45 WIB sampai 20.59 paduan suara dari Panti Asuhan Al-Fitroh. Sungguh menyentuh hati nurani. Mereka membawakan dua buah lagu yang mengharukan berjudul "Ibu" dan "Bunda". Mereka terdiri dari 15 orang paduan suara, 1 orang gitaris dan 1 orang penabuh gendang besar.

Jam 21.00 WIB kursi penonton di depan di bubarkan. Ternyata ada bike freestyle sampai 21.35 WIB. Di iringi band yang menjadi soundtrack atraksi bike freestyle. Memukau pas detik-detik pertama pertunjukkan selanjutnya membosankan. Hanya melihat atraksi itu-itu saja. Jenuh. Kebarat-baratan.

Tari-tarian anak-anak lagi. Pengumuman perlombaan perwakilan tiap RT.

Dari awal acara di katakan bakal ada bintang tamu. Inisialnya 'S'. Bisa aja Seventeen, ST 12, dan sebagainya. Ternyata bintang tamunya Calung Sawargi. Gedubrak. Tapi udah kebal dengan tipu daya seperti ini. Tiap tahun selalu ada isu-isu ngga jelas seperti ini. Tahun 2005 ada isu kalau presenternya itu Ringgo atau Shogie (Ardan atau Oz Radio, lupa!). Ternyata itu cuma kebohongan publik semata.

Pulang kerumah ternyata pintu dikunci. Di rumah kosong. Inisiatif balik ke tempat acara panggung hiburan. Ternyata mamah lagi duduk dengan ibu-ibu yang lainnya. Ambil kunci rumah dan pulang ke rumah.
Didengerin dari rumah, acara hiburan makin malem makin ngga jelas (ngga karuan). Calung bisa dibilang upaya untuk melestarikan budaya lokal. Sedangkan dangdut? Bukan mendiskriminasikan dangdut. Tapi gerah banget ngeliat penyanyi-penyanyi dangdut yang seronok di atas panggung.

Dari seluruh pengisi acara di panggung hiburan HUT RI Ke-64 ini yang paling berkesan itu adalah paduan suara Yayasan Yatim Piatu Al-Fitroh. Menyentuh hati nurani. Paling tidak menyadarkan semua bahwa jangan terbuai oleh euforia sesaat. Masih ada mereka. Mereka yang terpinggirkan dan kurang beruntung dalam hidup ini. Yang lainnya biasa-biasa aja.

Setidaknya suasana panggung hiburan HUT RI Ke-64 malam itu mencairkan suasana di tengah kehidupan warga kota yang dikenal dengan sikap individualistis. Akankah ini hanya terjadi sesaat? Ataukah untuk hari-hari selanjutnya?

Bandung, 17 Agustus 2009

Kamis, 27 Agustus 2009

Sandiwara Ramadhan

Sejenak aku merenungkan kehadiranmu Ramadhan. Ada selentingan opini sinis tentang kehadiranmu Ramadhan. Ada yang mengatakan bahwa aktivitas umat muslim di bulan Ramadhan ini adalah hanyalah sebuah "Sandiwara Ramadhan". Mendengar opini sinis seperti itu janganlah lantas langsung naik pitam. Ada baiknya mengevaluasi diri kita masing-masing. Misalnya, mengerjakan Shalat Sunat Tarawih, berpuasa, berzakat, bersodaqoh, membaca Al-Qur'an hanya dilakukan pada bulan Ramadhan saja. Bulan selain Ramadhan apakah umat muslim mau melakukan itu semua?

Tidak heran memunculkan opini sinis seperti itu. Seolah-olah bulan Ramadhan itu dijadikan sebagai ajang pertunjukkan sandiwara. Pertunjukkan yang dipentaskan setiap satu tahun sekali. Para lakonnya tidak lain adalah umat muslim. Ironis sekali bukan?

Opini sinis itu harus dapat membuat umat muslim untuk berpikir. Jangan hanya membalas dengan amarah. Itu hanya memperlihatkan kelemahan sendiri. Evaluasi ibadah diri masingmasing dari hari ke hari berikutnya. Bukan hanya ibadah di bulan Ramadhan saja.

Ada yang mengatakan bulan ke-9 (Ramadhan) itu cuacanya panas. Sesuai dengan katakata Ramadhan yang berarti panas yang membara. Di ibaratkan hati manusia itu adalah batu atau besi. Dengan kehadiran bulan Ramadhan hati yang keras ibarat batu dan besi itu dapat meleleh dibakar oleh Ramadhan (panas yang membara).
Dengan demikian Ramadhan dapat melelehkan hati manusia agar tidak mengeras untuk hari hari selanjutnya.

Minggu, 23 Agustus 2009

Marhaban Yaa Ramadhan

Marhaban Yaa Ramadhan!

Menyambut kedatanganmu wahai Ramadhan
Umat muslim memulai dengan silaturrahmi
Satu sama lain saling mengucapkan maaf
Tiada lain untuk membersihkan hati

Sungguh penyejuk di tengah padang pasir
Ketika persaingan, permusuhan, peperangan merajalela
Kehadiranmu kini membawa perdamaian

Marhaban Yaa Ramadhan!

Malam hari berduyun-duyun menuju mesjid
Berjama'ah shalat sunat Tarawih
Membaca ayat-ayat Al-Qur'an
Demi mendapat ridho-Mu Ya Allah

Marhaban Yaa Ramadhan!

Di tengah lelapnya mimpi
Dag Dig Dug suara bedug
Sahur! Sahur! Sahur!
Umat muslim saling mengingatkan satu sama lain

Menyambut pagi hari hingga menjelang malam
Menahan nafsu
Menahan lapar dan dahaga
Memohon ridho-Mu Ya Allah

Marhaban Yaa Ramadhan!

Matahari mulai terbenam
Tiba waktunya berbuka puasa
Berbagi rizqi antar sesama
Terucap Alhamdulillah

Marhaban Yaa Ramadhan!

Bulan penuh hikmah
Bulan penuh ampunan
Bulan penuh hidayah
Bulan penuh barokah

Marhaban Yaa Ramadhan!
Indahnya hari demi hari di bulan suci Ramadhan



Bandung, 23 Agustus 2009 (2 Ramadhan 1430 H)

Arlin Widya Safitri

Sabtu, 22 Agustus 2009

1 Ramadhan 1430 H

Hari pertama puasa ternyata ngga begitu kaget buat tubuh. Soalnya beberapa minggu sebelumnya tubuh dilatih untuk berpuasa. Maklumlah kodrat jadi perempuan ngga bisa tamat puasanya sebulan penuh kan? Yupz... jadinya harus di qadha shaum Ramadhan tahun kemaren. Perasaan sih udah ngga punya hutang puasa tapi puasa lagi aja takut lupa dan sekaligus melatih tubuh supaya ngga kaget menghadapi bulan Ramadhan kali ini. Yippiiii.... akhirnya sukses deh sekarang.

Oh iya lupa kemaren ada kejadian unik deh pas shalat sunat Tarawih. Ceritanya pas raka'at pertama lagi mencoba untuk khusyuk shalatnya dengan memejamkan mata eh... tiba-tiba aja ada yang menyeruduk dari depan. Ya ampuuun... kaget banget. Pas melek ternyata ada seorang ibu dengan semangat '45 lewat gitu aja. Bolak-balik pula sampe tiga kali balikan. Saking semangat kali yah? Sampe ketinggalan shalat berjama'ahnya. Halah... ada-ada aja.

Rutinitas shalat sunat Tarawih di mulai dengan shalat Isya' berjama'ah. Kuliah tujuh menit baru deh dimulai shalat sunat Tarawihnya. Ditengah-tengah raka'at ke-8 udah pada bolong-bolong shaf-nya. Selesai shalat sunat Tarawihnya baru mengucapkan niat puasa Ramadhan secara berjama'ah. Setelah itu ada ritual saling bersalam-salaman antara jama'ah. Nah... ritual terakhir ini muda-mudi udah pada ngga ada. Hmm... bisa di bilang ini ritual orang tua kali yah? Kok bisa? Ngga tau juga....

Puasa bukan berarti aktivitas kita berkurang kan? Puasa identik dengan lemah, letih dan lesu? Ngga banget tuh.
Banyak banget yang kita bisa lakukan. Misalnya kenapa kita ngga berusaha menjadi peneliti aja. Memanfaatkan waktu bulan Ramadhan ini buat meneliti realitas sekitar. Coba pikir deh peristiwa hari ini itu merupakan sejarah di masa depan. Kenapa kita biarin aja sejarah buat masa depan berlalu begitu aja? Ayo dong.... berkarya!!!

Banyak hal yang bisa kita teliti. Hal sepele aja kita hitung jumlah shaf jama'ah di mesjid dari mulai hari pertama sampe hari terakhir. Ada berapa orang yang baca Al-Qur'an di mesjid. Kegiatan apa aja yang diadakan mesjid sekitar rumah. Ada yang bilang mesjid itu bisa dikatakan makmur dilihat dari jumlah jama'ahnya pada shalat shubuh. Nah... kita bisa cek juga kan? Hal yang ngga ada kerjaan? Ngga juga loh... itu bisa meningkatkan kesadaran kehidupan umat Muslim di Indonesia. Bukannya itu bagian dari budaya Indonesia kan? Jadi kita punya pengetahuan seberapa kualitas kehidupan umat Muslim di Indonesia saat ini. Kali ini banyak banget yang mempengaruhi pemikiran umat Muslim. Entah itu berkiblat ke negara-negara Islam di luar sana. Yang jadi pertanyaan apa cocok dengan kultur bangsa Indonesia?

Nah... penelitian kecil yang kita lakukan sekarang ini setidaknya bisa sedikit menjawab pertanyaan besar itu. Yupz... mudah-mudahan aja meskipun sulit untuk menemukan jawabannya.

Oh iya terharu banget tadi pas buka puasa di mesjid di penuhi anak-anak Panti Asuhan Al-Fitroh. Itu loh yang kemaren mengisi acara di panggung hiburan 17 Agustus kemaren. Ups... sorry belum di posting di blog. Yupz... senangnya, komplek perumahan dikenal dengan warganya yang individualistis. Tapi ternyata ngga di bulan Ramadhan ini loh. Uhh... senangnya.

Jumat, 21 Agustus 2009

Shalat Sunat Tarawih Pertama, Semangat!!!

Marhaban Yaa Ramadhan. Senangnya bulan Ramadhan telah tiba. Saatnya kita fokus untuk beribadah pada-Nya. Aku bersyukur masih diberi kesempatan untuk menikmati indahnya bulan Ramadhan tahun ini. Alhamdulillah.

Seperti biasa hari pertama di bulan Ramadhan mesjid penuh dengan para jama'ahnya. Hari pertama penuh semangat '45. Mudah-mudahan sampe hari-hari berikutnya yah . Ada dua pendapat tentang shalat sunat Tarawih. Pendapat pertama shalat sunat Tarawih itu berjumlah 11 raka'at sedangkan ada juga pendapat lain shalat sunat Tarawih itu berjumlah 23 raka'at. Itu dikembalikan ke keyakinan kita masing-masing. Kalau aku selama kita masih diberi kesehatan, masih kuat untuk beraktivitas lebih kenapa engga ngambil jumlah yang 23 raka'at? Aku yakin shalat itu memberi manfaat yang baik buat kesehatan. Pernah baca buku tentang pengaruh shalat terhadap kesehatan? Wah itu bisa menyadarkan kita bahwa shalat itu bikin kita sehat loh. Patokan lain juga yang bikin aku ngambil shalat sunat Tarawih dengan jumlah 23 raka'at itu dengan adanya shalat sunat Nisfu Sya'ban yang jumlahnya 100 raka'at (meski cuma satu tahun sekali). Nah... 100 raka'at aja kuat kan? kenapa 23 raka'at malah mengeluh? Ayo semangat!!!

Saatnya kita tunjukkan semangat beribadah di bulan suci Ramadhan ini. Mudah-mudahan semua amal ibadah kita di bulan Ramadhan ini di terima oleh Allah SWT. Amiin.

Oh iya tadi status temen di facebook gini : Do'a malaikat Jibril menjelang Ramadhan "Ya Allah tolong abaikan puasa umat Muhammad saw, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut :
  • Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada)
  • Tidak bermaaf-maafan terlebih dahulu antara suami istri
  • Tidak bermaaf-maafan dengan orang sekitarnya
Maka Rasulullah saw pun mengatakan Amiin.

Nah... engga mau kan ibadah puasa kita diabaikan oleh Allah SWT? So... lakukan hal-hal yang tadi yah....
Untuk itu aku mau minta maaf juga buat temen-temen semua. Maafin kalau ada kata-kata yang salah di blog ini. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1430 H.

Rabu, 19 Agustus 2009

Menjelang HUT RI Ke- 64

Bangunlah bangsa Indonesia!

Detik-detik telah berlalu.
Peristiwa demi peristiwa datang menghampiri.
Satu per satu semua melebur menjadi sebuah abu.

Perhatikan keadaan sekitar!
Aku, kamu dan kalian turut menyaksikan itu semua.
Sebuah realitas kehidupan yang tak pernah tahu awal dan akhirnya.

Potret kemiskinan warga daerah masih menghantui di pelosok negeri ini.
Rasa lapar mendesak kenekatan menghalalkan berbagai cara.
Rasa lapar membuat saling sikut menyikut antar sesama.

Para elite politik sibuk memikirkan posisi kekuasaannya masing-masing.
Pesta demokrasi terus berkumandang di negeri ini.
Seolah tak akan pernah berakhir.
Saling mencurigai satu sama lain.
Muncul sebuah sengketa di dalamnya.

Dentuman bom menghentak.
Aku, kamu dan kalian pun tersentak.
Mayat-mayat menjadi sebuah pemandangan biasa.
Banyak spekulasi tentang peristiwa ini.
Entah siapa di balik peristiwa ini.

Peristiwa-peristiwa lain pun seakan tak ingin terlupakan.
Satu per satu pesawat terbang berjatuhan.
Puluhan korban seolah mengantri menghadapi kematian.
Kecelakaan Kereta Api turut serta menjadi sebuah rentetan peristiwa.

Anak bangsa satu per satu menghilang dari negeri ini.
Hilang untuk selamanya.
Hendak kemana mereka akan pergi?

Bangkitlah bangsa Indonesia!

Menjelang Hari Ulang Tahun Repulik Indonesia berbagai peristiwa menghampiri.
Aku, kamu dan kalian turut menyaksikan itu semua.
Ada apa dengan semua ini?
Tak ada yang menjawab.

Bangkitlah bangsa Indonesia!
Bangkitlah dari berbagai peristiwa dan musibah yang menghampiri!


Bandung, 17 Agustus 2009

Arlin Widya Safitri

Bangunlah Dari Mimpi!

Terbuai dalam mimpi
Terhanyut dalam mimpi
Membuatku kehilangan logika

Terlalu lama
Sungguh terlalu lama

Sudahlah...
Saatnya aku beranjak pergi
Tinggalkan mimpi

Keinginan tak selamanya sejalan dengan kenyataan
Aku tahu aku tak mampu
Selamat tinggal mimpi semu
Aku terlalu rapuh untuk tetap tinggal


Bandung, 19 Agustus 2009
(Tepat dua bulan, pertama dia memanggil namaku... hiks...hiks...)

Arlin Widya Safitri

Terlalu Berharap

09 Agustus 2009 jam 9:30 | Sunting Catatan | Hapus
Ada apa ini?
Aku tak mampu memahami
Ada apa dengan hati?
Aku tak mampu memahami

Terlalu lama mengelak
Terlalu lama membantah

Diam-diam merasuki hati
Diam-diam merasuki pikiran
Tanpa kusadari

Sampai di titik akhir ini
Aku pun menyerah
Aku ingin memahami
Sungguh aku ingin memahami

Sesuatu menyadarkan aku
Sesuatu menyadarkan aku
Dari buaian mimpi semu

Aku takut untuk memulai
Aku takut semua berakhir
Aku takut berakhir sebelum dimulai

Ah... sesaknya hati ini
Aku terlalu berharap
Haruskah ku berhenti
Ataukah terus melangkah


Bandung, 9 Agustus 2009

Arlin Widya Safitri

Jumat, 14 Agustus 2009

Hikmah di hari ini

Rencananya hari ini aku mau ke tasik untuk kasih kado ulang tahun buat enin (baca: nenek). Tapi tiba-tiba saja aku mengurungkan niat itu. Biar kutitipkan pada mamah. Aku berpikir terlalu egois aku berbahagia dalam keadaan menjelang HUT RI yang di lalui dengan berbagai permasalahan dan musibah. Aku tak ingin menjadi bagian bangsa Indonesia ini yang terbiasa 'melupa' dengan berbagai permasalahan dan musibah yang terjadi di negeri ini. Aku masih dapat mengingat itu semua.

Akhirnya aku menemukan hikmah di balik keputusanku hari ini. Tepatnya setelah mamah pergi ke Tasik, aku tak sengaja mendengarkan ceramah pengajian rutin ibu-ibu di komplek rumah tinggalku. Pengajian itu diadakan tiap sore hari Jum'at. Aku hanya mendengarkan dari rumah. Kebetulan rumah dekat Mesjid. Aku mulai menyimak isi ceramah itu.

Aku menangkap intinya, tentang penjelasan kata-kata Nabi. Nabi mengatakan tidurnya ulama lebih baik daripada ibadahnya orang-orang bodoh. Sedikit demi sedikit aku mencoba mencerna penjelasan dari orang itu. Maka untuk meningkatkan ilmu agar setara dengan para ulama ada petunjuknya, yaitu:

1. Melakukan shalat malam walaupun hanya 2 raka'at (untuk membangunkan hati yang tertidur).
2. Senantiasa menjaga wudhu (meski sangat berat menjaga batalnya wudhu)
3. Senantiasa taqwa kepada Allah SWT, baik itu sedang sendiri ataupun keadaan banyak orang.
4. Makan hanya untuk ibadah dan taqwa pada Allah SWT. Makan itu bukan karena lapar.

Ada yang berhubungan dengan komitmen aku untuk bulan Ramadhan tahun ini. Aku ingin khatam Al-Qur'an. Isi ceramah ada hubungannya dengan khatam Al-Qur'an. Apabila hendak tidur biasakan khatam Al-Qur'an yaitu dengan membaca Surat Al-Ikhlas 3x. Membaca Surat Al-Ikhlas 3x sama dengan khatam Al-Qur'an. Sebelum tidur biasakan membaca istighfar dan sholawat pada para Nabi. Tak lupa juga ditambah dengan shalat sunat mutlak 2 raka'at. Shalat sunat mutlak tidak berhubungan dengan apa pun, misalnya shalat sunat ba'da atau qobla.

Sekedar 'share' saja. Jujur selama liburan kali ini aku mencoba untuk menikmati sisi spiritual kehidupan. Aku ingin menjauh dari hingar bingar kehidupan. Pada dasarnya aku sangat menyukai filsafat. Apa pun itu yang berkenaan dengan filsafat. Mulai dari filsafat Islam, filsafat kaum sekuler dan sebagainya.

Pada dasarnya filsafat kaum sekuler pun tak jauh dari sisi spiritual kehidupan. Meskipun mereka sangat keras menolak adanya Tuhan. Pada hakikatnya jiwa dan pikiran mereka tiada henti-hentinya mencari keberadaan Tuhan. Terbukti pada proses berpikir mereka tentang keberadaan Tuhan. Itu bisa dimanfaatkan agar bisa mengenal Tuhan. Tuhan sangat menghargai bagi kaumnya yang berpikir.

Itulah hikmah yang ku temukan untuk hari ini.

Hujan Meteor

Hujan meteor? Yupz, hari Rabu tanggal 12 Agustus 2009 kemarin diperkirakan bakal ada hujan meteor dari jam 9 malam sampai menjelang shubuh. Aku tahu dari status temen aku di facebook bilang bakal ada hujan meteor. Vadlun, temen SMA, sekarang dia kerja di Jepang. Dia juga kasih tahu artikel dari www.kompas.com tentang adanya hujan meteor. Yah... sedikit penasaran juga. Mungkin juga hanya mencoba cari alasan untuk kembali menyendiri di tengah malam. Alasan yang cukup masuk akal.

Ada hikmahnya juga gara-gara ada hujan meteor ini. Begini ceritanya, tetehku lagi ngambek gitu gara-gara pas waktu kejadian bom di hotel J. W. Marriot dan Rich Carlton itu aku ngga sempet tanya kabar tentang dia. Padahal kantor teteh aku itu dekat ma lokasi kejadian. Tiba-tiba aja ada sms dari teteh aku itu. Intinya dia ngambek karena udah ngga dipeduliin sama keluarganya. Maaf ya teh.

Malam itu aku sengaja kirim sms ke orang-orang terdekat. Alhasil, teteh ngga ngambek lagi loh. Penting yah? Penting banget buat aku.

Sekaligus ngucapin ulang tahun buat enin (baca: nenek). Tanggal 13 Agustus enin ulang tahun dan aku ingin jadi orang pertama yang ngucapin ulang tahun buat enin tersayang. Wilujeng tepang taun, eninku sayang.

Hmm... aku merasa terhibur malam ini. Tiba-tiba aja aku mendapat ilham buat cerpen. Puisi dengan judul yang sama dengan cerpen ini akan menyusul nanti tanggal 19 Agustus 2009. Sengaja menunggu momentum yang tepat. Tanggal keramat kah?. Mungkin.

Alhamdulillah puasa qadha Ramadhannya tamat hari ini. Sebenernya udah dari hari selasa kemarin. Rencananya besok juga mau puasa lagi.

Bandung, 13 Agustus 2009

Bangunlah Dari Mimpi!

Hampir dua bulan aku tak melihat dia. Kebiasaan melihatnya beberapa tahun terakhir telah membuatku kehilangan logika. Baru kali ini aku gunakan waktu kurang lebih dua bulan untuk menjauh dari dia dan hingar bingar kehidupan. Meski aku tahu ini hanya sesaat.

Malam ini tak sengaja saat aku berselancar di dunia maya aku menemukan suatu alasan logis bagi akal pikiranku. Satu-satunya alasan agar dapat dicerna oleh akal pikiran. Selama ini hampir saja aku kehilangan logika. Aku membaca berita di media elektronik bahwa malam ini diperkirakan akan ada hujan meteor. Itulah alasan aku untuk dapat menyendiri di tengah malam yang sunyi dan dingin ini sambil memandang langit.

Dua bulan ini aku berusaha mengelak dan membantah dengan sekuat tenaga. Aku ingin mengasingkan diri dari dia dan hingar bingar kehidupan. Tak akan ku biarkan diriku terbuai oleh mimpi lagi. Sekuat tenaga aku ingin mengembalikan akal pikiranku ke kondisi semula. Tapi tepatnya malam ini aku mencuri satu alasan agar bisa merasakan buaian mimpi itu lagi.

Di tengah malam yang sunyi dan dingin ini aku tak mampu lagi untuk mengelak dan membantah. Sungguh aku tak mampu mengelak dan membantah. Hujan meteor hanyalah sebuah alasan. Aku berbaring menengadahkan wajahku ke langit. Tak ada satu pun bintang kulihat disana. Hanya separuh bulan purnama berwarna jingga. Aku tetap berbaring ditemani alunan musik berasal dari Ipod miniku. Aku terhanyut dalam sunyi malam ini.

Tiap detik yang ku tunggu bukan kehadiran hujan meteor. Kali ini aku tengah menunggu kehadiran dia. Mungkin aku belum terbiasa dengan hal ini. Beberapa tahun terakhir aku terbiasa melihat dia. Aku sama sekali tak mempedulikan muncul atau tidaknya hujan meteor itu. Aku hanya mempedulikan kehadiran dia.

Sesekali aku menatap telepon seluler yang berada disampingku. Aku ingin sekali menghubungi dia. Sekedar memberi tahu bahwa malam ini akan ada hujan meteor. Namun aku mencoba untuk mengelak dan membantah. Aku tahu itu tak akan mengubah pendirian dia.

Akhirnya aku menghubungi sahabat, saudara sepupu, kakak tersayang dan orang-orang terdekat lainnya. Sekedar memberi tahu mereka bahwa malam ini akan ada hujan meteor. Kali ini aku terhibur oleh kehadiran mereka. Meski hanya sekedar sebuah pesan singkat. Aku merasa tak kesepian lagi.

Detik demi detik berlalu. Aku menikmati detik demi detik itu. Aku menikmati malam ini. Sungguh aku menikmati malam ini.

Entah apa yang kurasakan saat ini. Hati dan pikiran saling beradu. Keduanya saling mengisyaratkan siapa yang harus aku patuhi. Sekedar untuk menikmati malam ini. Akhirnya hati yang lebih dominan untuk malam ini. Aku terhanyut kembali dalam buaian mimpi. Mimpi mengembalikan dia dalam ingatan.

Seketika bayangan menjelma menjadi kenyataan. Aku masih bisa merasakan kejadian terakhir sebelum aku memutuskan menjauh dari dia dan hingar bingar kehidupan. Tepat dua bulan yang lalu ketika pertama kalinya dia memanggil namaku. Hanya karena dia memanggil namaku membuat aku hampir kehilangan logika. Sungguh aku pun heran dibuatnya.

Ketika aku terhanyut dalam buaian mimpi tiba-tiba aku memanggil namanya didalam hati. Aku memanggil namanya sekuat tenaga. Untuk kedua kalinya aku memanggil namanya tiba-tiba muncul satu bintang. Satu bintang yang terang benderang. Satu bintang itu seolah mengisyaratkan kehadiran dia malam ini.

Aku tersentak melihat satu bintang itu. Aku merasa itu adalah sebuah firasat. Entah kenapa firasat itu tiba-tiba muncul di hadapanku. Aku bisa merasakan firasat itu.

Seakan malam ini tak akan pernah berakhir. Aku terhanyut dalam buaian mimpi. Di tengah malam yang sunyi dan dingin. Aku sungguh menikmati tiap detiknya malam ini. Terlalu indah untuk aku lewatkan. Kehadiran dia dalam imajinasi melengkapi indahnya malam ini.

Menjelang pagi aku baru terbangun dari mimpi indahku itu. Aku merasa baru beberapa menit berbaring disana. Menyongsong pagi hari aku telah membuat sebuah keputusan besar. Keputusan besar dalam hidup. Aku berpikir untuk meninggalkan mimpi-mimpiku. "Bangunlah dari mimpi!", aku bergumam dalam hati. Itulah keputusan besar dalam hidupku. Sebuah keputusan besar yang harus kujalani semenjak hari ini sampai hari-hari berikutnya.

Aku memahami mengapa berjuang sekuat tenaga membuat keputusan besar itu. Aku tak ingin mengingat dia lagi. Aku terlalu rapuh untuk mengingat dia. Aku tahu dia tak akan bisa lepas dari kenangan manis dalam hidupnya itu. Aku tahu dia hanya terhanyut dalam mimpinya. Aku tahu di dalam mimpinya tak ada aku. Aku hanya makhluk asing baginya.

Sekali lagi aku mencoba memahami arti keputusan besar itu. Hari ini, hari esok dan hari-hari berikutnya tak akan ada dia dalam mimpiku. Kini aku telah berusaha bangun dari mimpi-mimpi itu. Aku tak ingin larut di dalamnya. Aku terlalu rapuh untuk tetap tinggal.


Bandung, 13 Agustus 2009

Rabu, 12 Agustus 2009

Menikmati Sisi Spiritual Kehidupan

Liburan. Jauh dari hingar bingar kehidupan Kampus. Aku tahu saat-saat ini bukan untuk selamanya. Hanya sesaat. Aku tahu hanya sesaat menjauh dari hingar bingar kehidupan Kampus. Bukan aku tak merindukan teman-teman Kampus semua. Aku merindukan mereka. Namun, aku hanya ingin menikmati arti kehidupan ini. Sejenak.

Alhamdulillah hari selasa kemarin dan hari ini aku tamat puasa qadha Ramadhan. Sekedar melatih pikiran, emosi dan tubuh menjelang bulan Ramadhan. Sungguh aku sangat menikmati sisi spiritual kehidupan ini.

Aku mulai berpikir bulan Ramamadhan ini aku harus khatam Al-Qur'an. Seumur hidup cuma pernah khatam Al-qur'an 1 kali? . Malu. Menjelang bulan Ramadhan ini aku mulai menyicil baca Al-Qur'an. Target selesai bulan Ramadhan kali ini aku bisa khatam Al-Quran. Amiin.

Aku harap bisa mencapai target. Aku jadi teringat ucapan dosenku Pak Mumuh M.Z. tentang masalah umat Islam yang sudah melupakan membaca Al-Qur'an. Lalu, apalah arti status sebagai muslim? Hanya sekedar status KTP kah?. Sangat ironis.

Semua umat Islam, Selamat Menjelang Bulan Ramadhan. Mudah-mudahan amal ibadah puasa kita semua di terima oleh Allah SWT. Amiin.
Mari manfaatkan bulan Ramadhan nanti dengan sebaik-baiknya. Marhaban Yaa Ramadhan!.

Senin, 10 Agustus 2009

Lelah

Jika bukan Dia telah menciptakan aku
Jika bukan Dia aku berada di dunia untuk beribadah pada-Nya
Aku lelah berada di dunia ini
Dengan segala kefanaan ini
Dengan segala semua aktivitas dunia ini

Untuk apa kuliah?
Mencapai gelarkah?
Mencapai pekerjaankah?

Untuk apa menikah?
Mencapai sunnah Rassul?
Mencapai kebahagiaankah?

Untuk apa bekerja?
Untuk memuaskan nafsu materialisme belaka?
Untuk status sosialkah?

Semua itu hanyalah sebuah pencapaian materialisme belaka
Aku lelah dijajah oleh materialisme
Adakah sebuah idealisme murni di dunia ini?

Aku lelah Ya Allah SWT.



Bandung, 23 Maret 2009 08:40 AM

Arlin Widya Safitri

Tiga Hari

Hari ini jam 9:38 | Sunting Catatan | Hapus
Ada apa dengan semua ini?. Semua seakan tersentak begitu saja. Tak ada firasat sebelumnya. Semua seakan baik-baik saja. Tiba di bulan Agustus semuanya tidak sama lagi. Ada yang menghilang dari sisi kehidupan ini. Tentu saja di bulan Agustus semuanya tidak sama lagi.

Sungguh musibah ini terjadi berturut-turut. Seakan semuanya telah di rencanakan dengan sebaik mungkin. Tiga hari berturut-turut satu per satu meninggalkan dunia yang fana ini. Hendak kemana mereka akan pergi?. Suatu tempat yang sunyi dan jauh dari hingar bingar kehidupan duniawi.

Sebuah skenario kehidupan. Tepat tanggal 4 Agustus 2009 Mbah Surip meninggal dunia. Tepat tanggal 5 Agustus 2009 saudara sepupuku - Teh Indri meninggal dunia. Tepat tanggal 6 Agustus 2009 W.S. Rendra pun meninggal dunia.

Ada yang menghilang kini. Tak ada yang dapat mencegah itu semua. Sebuah skenario kehidupan. Selamat jalan semuanya. Semoga amal ibadah kalian diterima di sisi-Nya. Amiin.

Aku tak akan melupakan ini semua. Sangat jelas terekam dalam ingatanku. Aku tak akan melupakan ini semua.

Minggu, 09 Agustus 2009

Selamat Datang Mahasiswa Baru

Tulisan kali ini pas tgl 1 Agustus kemaren. Ceritanya gini. Aku dan mamah nyampe ke Suryalaya (daerah Tasik) kurang lebih jam 01 malem. Soalnya ke Indihiang dulu ngga ke Pamoyanan. Supirnya mau pulang ke Kawali. Padahal lewat Suryalaya atau Panjalu lebih deket kan? Alasan supir sih karena ada penumpang satu orang yang mau ke Ciamis jadi ngga lewat Suryalaya. Tapi pas sama mamah niat mau di borong 20rb malah nawar 50rb. Akhirnya jadi 40rb dianter sampe depan rumah Bi Eti di Suryalaya.

Alhasil penumpang satu orang yang mau ke Ciamis itu dipindahin ke mobil yang jurusan Ciamis. Tega banget. Berarti alasan tadi cuma sekedar basa-basi dong? Itulah kehidupan, manusia selalu kalah bersaing dengan material. Sebenarnya nilai manusia itu lebih tinggi atau lebih rendah dari material? Coba sedikit renungkan.

Aku merasa bersalah juga karena gara-gara mamahku yang merubah niat awal supir. Alasannya cuma satu karena sudah malam. Tepatnya tengah malam menjelang pagi. Lagi pula yang memaksa bukan mamah tapi supir itu. Yang menawarkan lebih dulu juga supir itu. Mamah tadinya mau pindah ke angkot 05.

Nyampe di rumah Bi Eti, keadaan rumah sepi banget. Terlalu sepi untuk ukran acara "malam manaqiban". Bulan Juli kemaren rame. Malah ada tamu dari Cikijing satu rombongan dan wakil rektor D3 IPB nginep di rumah Bi Eti. Penting ngga sih?
Penghuni rumah udah nyenyak tidur. Latif yang buka pintu samping dan masih nonton tivi.

Di ruang tivi ada koran "Pikiran Rakyat" tgl 1 Agustus 2009. Aku baca ternyata isinya pengumuman daftar mahasiswa yang diterima di empat PTN Bandung. Baru sadar hari ini pengumuman SNMPTN. Aku baca artikel itu "8.608 peserta diterima di empat PTN Bandung".

Sekilas setelah membaca artikel itu aku teringat beberapa tahun ke belakang saat aku menjadi peserta SPMB. Waktu itu namanya masih SPMB. Aku masih ingat ego ku saat itu masih di puncak gunung tertinggi di dunia. Ingin masuk ITB. Nyatanya ngga masuk. Cita-cita pengen kerja supaya bisa membahagiakan mamah dan bapak. Sama sekali ngga kepikiran hal-hal yang lain. Jujur, tujuan waktu aku masuk kuliah yaitu materialisme.

Eniwei, "Selamat Datang Mahasiswa Baru" maksudnya "selamat datang di dunia baru'. Dunia Kampus beda banget dengan dunia SMA, SMP apalagi SD dan Taman Kanak-Kanak. Namun, itu juga bisa relatif sifatnya. Karena mahasiswa 'hedonis' ngga akan bisa ngerasain perbedaan itu. Mereka hanya terbuai dengan buaian duniawi yang bersifat semu.

aku sadar pemikiranku berbeda setelah masuk kuliah. Memang itulah tujuan sesungguhnya kuliah, yaitu merubah 'pola pikir'. Bukan untuk mencari harta kekayaan dengan harapan bisa kerja dengan gaji yang memuaskan. Ternyata yang lebih penting adalah belajar untuk 'memaknai hidup' ini. Berpikir kritis terhadap setiap permasalahan. Berperan sebagai 'agent of change' di tengah masyarakat. Meski itu semua hanya sebuah harapan atau lebih parahnya hanya sebuah 'wacana'? Entahlah.

Tapi, tetap semangat!!! adik-adikku tercinta di seluruh Nusantara. Kalian harus tetap bersemangat. Ada sebuah catatan dari Henry Chester:"Semangat adalah aset terbesar di seluruh dunia. Ia mengalahkan uang, kekuasaan dan pengaruh". SEMANGAT!!!

Sekedar "share" pengalaman aja. Di kampus itu kalian bebas berekspresi. Kalian bebas menentukan sikap (sikap yg benar tentunya). Kalian bebas menentukan karakter masing-msing. Tentunya harus di dsari oleh pengetahuan terlebih dahulu. Jangan asal. Mahasiswa dituntut harus 'ilmiah' banget.

Kalian bebas menentukan pilihan hidup. Apakah memilih sebagai mahasiswa 'hedonis', mahasiswa 'study oriented', mahasiswa 'aktivis', mahasiswa 'agamis', mahasiswa 'atheis', mahasiswa 'sekuler' dan sebagainya. Sebenernya masih banyak pilihan hidup itu.

Sedikit intermezo aja, di koran "Pikiran Rakyat" tgl 1 Agustus 2009 itu pun ada artikel ttg "12 Mahasiswa ITB di pecat, 2 diskors". Pasti tahu kan kasus yang lagi 'booming' itu? Nah, mungkin ada yang berminat jadi mahasiswa 'joki'? Boleh2 aja asal tanggung resikonya sendiri. Hehe. Aku ngga bisa memaksa untuk memilih salah satu pilihan hidup itu. Adik-adik udah dewasa. Seharusnya sih udah bisa mencerna dan mengambil 'pilihan hidup' yang terbaik. Nyatanya ngga seperti itu.

Anehnya honor dari hasil 'joki' itu buat kebutuhan tersier alias buat liburan. Hmm...kok bisa?

Satu hal lagi jangan merasa diri sendiri termasuk manusia paling pintar di negeri ini cuma gara-gara lolos SNMPTN tahun ini. Percaya deh itu cuma sebuah "keberuntungan". Lants jangan merasa satu tingkat diatas orang-orang yang ngga bisa kuliah. Pada hakikatnya semua manusia itu sama. Intinya jangan sombong dengan status baru sebagai "mahasiswa". Sebaliknya harus rendah hati. Banyak banget beban di bahu seorang "mahasiswa".

Atau setelah lulus kuliah nanti tiba-tiba menjadi seorang "pejabat". Tiba-tiba kekuasaan berada di tangan sendiri. Kemudian dengan seenaknya melakukan korupsi. Itu juga bagian dari pilihan hidup.

Itu semua hanya sekedar intermezo aja. Hanya merangsang daya nalar adik-adik semua dimana pun kalian berada. Hanya merangsang 'pemikiran kritis' kalian saja. Jangan dianggap menggurui. Pada dasarnya aku pun masih terus menjadi seorang murid yang terus belajar, belajar dan belajar untuk mengerti makna hidup ini. Entah sampai kapan. Aku tahu bahwa aku tidak tahu.

Sekali lagi "Selamat Datang Mahasiswa Baru di Dunia Baru". Dunia Kampus. Jalani dengan sebaik mungkin.

Sampai ketemu lagi di lain waktu. Mudah-mudahan ngga bosen dengan tulisan-tulisanku ini. See you.

Bandung 1 Agustus 2009 (post tgl 9 Agustus 2009).

Sabtu, 08 Agustus 2009

intermezo dikit aja

Hari ini ngga terlalu banyak kegiatan aku. Mamah pergi ke Bekasi.Oh iya besok Dewi (tetanggaku) mau 'married'. Jadi kepengen, hehehe....
Ngga lah... beresin dulu kuliah. Itu harus!!!.

Nanti baca cerpen tentang 'Dewi' yah... Belum sempet di post di blog. Maklum blog-nya belum bener-bener terurus dengan baik. Ngomongin soal blog ada yang pengen di ceritain nih. Kemaren aku kasi kado 'Kambing Jantan'- Radhitya Dika ke Latif. Isinya tentang tulisan2 Dika di blognya bbrp tahun yang lalu. Parahnya Latif ngga punya blog loh. Maksudnya hari gini gitu ga punya blog? Kasihan banget. Makanya aku kasih kado 'Kambing Jantan' supaya memotivasi Latif buat nulis. Parahnya Latif males banget baca. Buktinya baru baca 'Kambing Jantan' sekarang. Bayangin aja itu terbitnya udah beberapa tahun yang lalu. Parah kan? Terus pas mau buka blog di warnet dan nanya2 ke mba 'warnet'. Mba itu bilang 'wah... hebat mba punya blog. punya blog tuh harus punya segudang ide, nyari ide nya susah'. Waduwwwhhh.... tinggal nulis aja kok apa susahnya yah?. Sombong dikit. Hehehe....

Tapi coba pikirin deh berarti rendah banget kesadaran masyarakat Indonesia ini untuk menulis. Prihatin sekali. Ayolah.... semangat untuk menulis!!!
Menulis itu 'enjoy' banget loh. Ngga percaya? Makanya coba dulu baru komentar. Percaya deh.

Di sambung lagi besok. Tulisan tgl 1 Agustus 2009 besok lagi aja yah. Udah malem nih. Di warnet pula. See you.
8 Agustus 2009

Sekedar Iseng Jalan-Jalan

Hari ini jam 21:23 | Sunting Draf | Hapus ( copy sebagian dari draf Facebook coz Blog 'lola banget').
Kemaren kurang lebih jam 13.00 siang pergi ke Fuji Image Plaza yang deket Palasari (toko buku seperti Kwitang-Jakarta). Ke FIP mau transfer photo2 dari camera ke cd. Biayanya 5rb, murah atau mahal? Gapapa lah sekalian amal ibadah untuk hari ini. Anggap aja sodaqoh gitu. Sayangnya, di FIP cuma bisa transfer photo2 aja kalau video-nya ngga bisa. Kata pegawai di FIP itu harus ke Jonas Photo. Lumayan lama proses transfer cd-nya. So... mampir ke kantor Teh Devi dulu. Udah gitu balik lagi deh ke FIP.

Oh iya, pas tadi pertama turun dari angkot buah batu-sederhana ke FIP ada penumpang seorang ibu kurang lebih umurnya 40 thn-an gitu bawa anak kecil kira2 kelas 5 atau 6 SD. Sebelum turun ibu itu mencoba nukerin uang 10rb ke 3 orang penumpang. Tapi ngga ada yang ngasih. Lama-lama ibu itu ngedeketin supir dan nukerin uang 10rb ke supir. Kali ini ibu2 itu dapet uang ribuan dari supir itu. Ternyata, ibu dan anak kecil itu turunnya bareng dengan aku di depan FIP. Aku heran ngeliat ibu dan anak kecil itu jalannya buru2 amat. Selidik punya selidik ibu itu cuma bayar 2000 rupiah yang harusnya 4000 rupiah. Berarti anaknya ngga di hitung. Padahal anaknya udah gede kan? Aku cuma kasihan ngeliat supir angot itu manggil-manggil ibu itu, tapi di cuekin aja sama ibu itu. Hiks... Hiks... Kebayang kan 'nyesek' banget supir itu angkot itu udah nukerin uang ribuan ke ibu itu? Ibarat 'air susu di balas dengan air tuba'. Bener-bener nyata. Aku ngeliat sendiri.

Hmmm....ini juga menjadi bukti 'potret kemiskinan warga Bandung'. Mudah-mudahan ibu itu diberi hidayah oleh Allah SWT dan diberi rizqi yang cukup supaya ngga mengulang perbuatan kayak tadi lagi. Amiin. Buat supir angkot : sabar yah....

Habis ngambil cd dari FIP trus ke Kosambidulu beli gorengan oncom 1/2 kg dan pisang selai 1/2 kg buat Tante Nenti di Bekasi. Besok mamah mau ke Bekasi mau melayat ke rumah Ua Dedeh dan mampir ke rumah Tante Nenti.

Baru deh ke Jonas Photo. Udah tradisi di Jonas Photo itu ngantrinya lamaaa... banget. Kebagian no antrian P10. Sabar... Sabar.... dan Sabar....
Kali ini 45rb, padahal ngga nyampe 1 jam kok video-nya. Yo weis lah....

Nyampe rumah kurang lebih jam 20.30 wib. Di depan komplek tadi muaceeet banget. Berhubung laper banget dan ngga keburu makan sore dijalan. So... nyampe rumah langsung makan. Males ke warnet nih....
So.... baru hari ini aku post tulisan kemaren.

By the way, aku janji mau tulis kejadian tgl 1 s.d. 4 Agustus 2009 kemaren. Iya... pasti aku tulis. Aku pikir itu hal penting dan ada maknanya dari tulisan aku itu. Coba pahami dan renungkan. Makanya baca terus posting-an aku di blog ini. Ngarep dikit.

Aku coba tulis 2 bagian di hari ini. Simak terus yah!!! See you...
8 Agustus 2009

Kamis, 06 Agustus 2009

akhirnya aku kembali nulis

Hufffttt.... sempet bete banget tadi. Bayangin aja mau ngeblog susahnya minta ampuuunnnn deh..... maklum lah ngeblog di warnet yg rada 'lola' (baca: loading lama). Tapi akhirnya connect juga. Ahh... lega bgt rasanya. Padahal tadi hampir setengah jam ga bisa connect ke blogger.com ini. Anehnya buka facebook kok lancar2 aja yah?? aneh bin ajib kan??

Hari ini sebenernya mamah mau k bekasi, melayat ke rumah Ua Dedeh di bekasi. Itu kan kemaren pagi Teh Indri anaknya Ua Dedeh meninggal dunia. Hari ini mamah sibuk ngurusin bapak dari mulai pagi2 sampe siang menjelang sore. Ya itulah pekerjaan mamah selama kurang lebih 4 tahun ini. Selama itu semenjak bapak mengalami 'stroke' menahun. Tapi, masih bersyukur bapak masih bisa jalan. Jadi, sore harinya aku ajak mamah untuk refreshing sebentar ke gramedia di jalan Merdeka. Sedikit ngasih hiburan buat mamah tersayang. Kurang lebih jam 03 sore aku dan mamah ke Gramedia. Di Gramedia mamah nganterin aku liat2 novel2 baru di lantai 2. Sebentar liat2nya, aku kasihan ngeliat mamah jadi aku anter ke tempat resep2 makanan. Bener aja mamah seneng banget. Sampe hampir 1 jam mamah baca buku resep2 makanan itu. Aku seneng bgt ngeliatnya. Akhirnya aku bisa bikin mamah seneng.

Aku juga liat2 novel2. Ahinya pilihan ku jatuh ke novelnya dewi Lestari yg berjudul "Recto Verso" dan teenlitnya Sitta Karina yang berjudul "Skenario Dunia Hijau". Hmm... suka aja sama tulisan2nya Dee dan Sitta Karina. Btw, milih "Skenario Dunia Hijau" coz aku keingetan sama isu "global warming" yang sempet booming beberapa tahun terakhir. Tapi, kok sekarang seakan lenyap gitu aja. Aku juga keingetan tulisan senior yang berjudul 'Mempertanyakan Isu Pemanasan Global' di catatan facebook tgl 31 Mei 2009. Yupz, sebagai mahasiswa harus kritis dengan isu2 yg beredar. Anehnya isu pemanasan global ini sepi banget kali ini. Apa ini kebiasaan bangsa ini yang suka 'melupa' dengan masalah2 yg terjadi? Ataukah ini hanya isu sesaat saja? yang patut dipertanyakan kebenarannya.

Berhubung aku ini cewek jadi keingetan tentang dunia 'fashion'. Catet cewek yah tapi ngga "girly" banget. Aku curiga jangan2 isu "global warming" hanya sebatas mempopulerkan warna hijau dalam dunia fashion. Mungkin hanya ikut numpang eksis di balik isu 'global warming'. Mungkin strategi ekonomi untuk meningkatkan penjualan di bidang 'fashion'. Sebatas alat aja kali yah. I don't know. Maybe.

Jadi pengen baca buku Crichton - Gramedia, tentang isu pemanasan global. Ternyata, keduluan sama seniorku itu. Salut deh. Memang bener2 seorang pemikir yang kritis.

Hiburan jalan2 ke Gramedia ini dimulai dari minggu kemaren tgl 31 Juli. Waktu itu cari2 buku buat kado ultahnya Latif (sodara sepupu aku di Tasik). Nah, dapet 'Kambing Jantan' - Radhitya Dika dan 'The Tales of Beedle The Bard' - J.K. Rowling. Kado buat Latif sih 'Kambing Jantan' aja supaya kocak bacanya. Mumpung lagi liburan kurang lebih 2 bulan. Nah banyak waktu buat jalan2 bareng keluarga tersayang. Aku gunakan liburan kali ini buat bisa banyak baca novel coz kalo dah masuk kuliah bacaannya berat2 banget topiknya. Sekalian merangsang kreativitas buat nulis.

Pulang dari ke Gramedia trus mampir dulu ke kantor Teh Devi di jl. Balong Gede. Tapi sayang banget Teh Devinya dah keburu pulang ke rumah. Ada Aryo (anaknya Teh Devi) ke kantor Teh Devi jadi buru2 pulang ke rumah. Mampir dulu ke Mba Ida deket kantor Teh Devi yang jual banyak banget komik. Surga komik banget deh. Tapi berhubung udah maghrib jd ga lama2 ngobrol disana. So... buru2 pulang ke rumah deh. Nyampe di rumah langsung pergi ke warnet. And I am here.

Besok kayaknya mau nulis kejadian dari tanggal 31 Juli kemaren. Beneran banya banget yang pengen ditulis. Tunggu besok. I will be back. I swear....
See you.

Rabu, 05 Agustus 2009

macam-macam musibah hari ini

Sebenernya banyak banget yang pengen aku tulis bbrp hari ini. Berhubung pergi ke luar kota selama beberapa hari ini jd ga sempet buat nulis. Cari2 alasan doang? Ngga kok... ini beneran banget.... banyak banget yg aku alami beberapa hari ini.

Hmmmm.... sebenernya pengen nulis dari kemaren2. Berhubung kemaren masih ada di cirebon jd ga sempet deh. Oiy, kemaren aku liat berita d tivi Mbah Surip penyanyi 'Tak Gendong' n 'Bangun Tidur' yg eksentrik itu meninggal dunia jam 10.30 wib. Innalillahi wa innailaihi roji'un. Padahal baru aja melejit lewat lagu2nya itu. Memang nasib orang ga bisa di tebak. Baru dapet rezeqi kurang lebih 4,5 milyar dari NSP lagu2nya Mbah Surip sudah di panggil oleh Allah swt. Belum sempet menikmati hasil jerih payahnya itu. Kasihan.

Belum lagi kemaren pas bgt dengan kejadian mbah surip meninggal dunia, kereta api di bogor tabrakan. Ada lagi pesawat jatuh di sekitar Papua. Ditambah lagi kasus pilpres yang belum beres sampe sekarang. Malah ada istilah 'sengketa pilpres'. Ya Tuhan... kasihan sekali bangsa ini selalu di terjang berbagai musibah. Mudah2an semua musibah ini tidak berkepanjangan. Beri kesabaran bagi kami semua.

Mungkin ada kaitannya dengan musibah kemaren, hari ini aku baru dapet berita dari sodara aku di tasik. Kata mang endis lewat telepon Teh Indri anaknya ua Dedeh di bekasi meninggal dunia tadi pagi. Innalillahi wa innailahi roji'un. Kali ini musibah sedang berada di antara keluargaku. Tadi siang mamah nelpon ke tasik, niatnya mau tanya soal bacaan shalat nisfu sya'ban untuk malam ini. Malah dapet berita sedih seperti ini. Mamah ga sempet ke bekasi malem ini mau shalat sunat Nisfu Sya'ban di rumah. Sekedar info aja, sahalat sunat Nisfu Sya'ban itu jumlahnya 100 raka'at. Faedahnya dosa2 kita 1 tahun lalu dan 1 tahun ke depan diampuni oleh Allah SWT. Subhanallah.

Ya Tuhan... mudah2an musibah ini jangan berkepanjangan. Sudah cukup sampai disini. Selamat jalan Mbah Surip dan Teh Indri. Semoga di hapuskan dosa2nya dan di beri tempat di sisi-Nya. Amiin Yaa Robbal 'Alamiin.

Selesai post tulisan ini buka2 Facebook. Ternyata, ada Away dan Obit (temen2 SD di tasik) mereka bilang baru selesai shalat sunat Nisfu Sya'ban. Ada Gamal (temennya Latif di Tasik) juga bilang gitu. Hmm... syukur deh... masih ada generasi muda yang beriman. Pertamanya, Obit ngajak ngobrol di "Chat" Facebook. Nanya tentang mengenang masa2 SD kemaren di Tasik. Aku jawab udah. Hmmm... jadi kangen lagi sama yang namanya Tasik. Pengen lagi ke Tasik.