Senin, 31 Agustus 2009

Meningkatkan Kepedulian Terhadap Kebudayaan Lokal

Kebudayaan menurut Mac Iver (seorang sosiolog) adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesusatraan, agama, rekreasi dan hiburan. Sebuah potret, novel, drama, film, permainan, filsafat dan sebagainya, termasuk kebudayaan, karena hal-hal itu secara langsung memenuhi kebutuhan manusia.

Negara Republik Indonesia terdiri dari beragam suku, agama dan ras. Tentu saja di dalamnya terdapat keanekaragaman budaya. Keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa ini merupakan suatu kekayaan budaya. Keanekaragaman budaya yang dimiliki terkadang menjadi sebuah bumerang bagi bangsa ini. Tak heran apabila sebagian besar keankekaragaman budaya tersebut terabaikan.

Keanekaragaman budaya di Indonesia itu sangat potensial. Sayangnya, hal tersebut tidak diupayakan dengan rasa kepedulian untuk melestarikannya. Ironisnya, ketika akhir-akhir ini ada pemberitaan bahwa ada beberapa kesenian bangsa ini yang di klaim oleh negara tetangga lantas bangsa ini naik pitam. Misalnya, pada akhir tahun lagu "Rasa Sayange" di klaim oleh Malaysia. barulah bangsa ini sadar akan keberadaan salah satu kekayaan budayanya telah dirampas. Kemudian disusul oleh adanya Tari Pendet di iklan promosi pariwisata Malaysia. Hal tersebut kembali menimbulkan amarah bangsa ini.

Bukankah seharusnya bangsa ini boleh berbangga karena jika seni dan budaya bangsa ini telah diapresiasi bahkan dibanggakan orang lain, itu menunjukkan bahwa seni dan budaya bangsa ini telah dianggap hebat dan memiliki pengaruh yang luas.

Bangsa ini dapat belajar dari adanya mitos spageti dan ravioli yang dikenal sebagai makanan Italia merupakan salah satu hasil pengaruh dari perjalanan saudagar Venezia, Marco Polo ke China dan ketertarikannya pada mi dan pangsit. Kini hal tersebut dibanggakan oleh orang China. Contoh lainnya, ketika China sedang berjaya budayanya memengaruhi Asia Tenggara. Ketika Eropa sedang berjaya budayanya memengaruhi jajahan-jajahannya. Jadi, kalau kesenian bangsa ini bergaung di negara tetangga tidak perlu repot dengan amarah. Mungkin boleh jadi di negara tetangga tersebut miskin secara budaya.

Ironisnya, dapat terlihat dalam banyak video-video di youtube.com, lagu "Rasa sayange" rupanya memang menjadi bagian dari keseharian orang Malaysia. Lantas bagaimana dengan keseharian bangsa ini? Bahkan ketikabeberapa orang Indonesia diminta menyanyikan lagu "Rasa Sayange" tidak seorang pun fasih menyanyikan lagu itu dengan baik dan benar. Mungkin hal tersebut karena adanya kekurangpedulian bangsa ini terhadap budayanya sendiri.

Sebelum mengeam negara tetangga yang telah mengklaim beberapa kesenian bangsa ini hendaknya terlebih dahulu bertanya pada diri sendiri; Berapa lagu daerah yang kita kenal dan ketahui daerah asalnya?, Berapa jenis tarian daerah yang kita kenal dan ketahui daerah asalnya?, Berapa jumlah corak batik yang ada di Indonesia?, Kapan terakhir kali menonton pertunjukkan seni dan budaya?, Masih banyak lagi pertanyaan yang menuntu kita untuk mempelajari keanekaragaman budaya sendiri.

Seolah-olah lupa bahwa budaya itu senantiasa berkembang. Di dalam proses perkembangannya akan terjadi perpindahan ke daerah-daerah yang kurang mampu mengembangkannya sendiri. Mungkin disinilah letak kelemahan bangsa ini.

Mungkin dengan terus menggali pengetahuan yang luas akan budaya sendiri dapat terwujud rasa kepedulian yang tinggi. Sehingga untuk kedepannya tidak akan lagi negara mana pun yang berani mengklaim budaya bangsa ini. Kalau bukan diri sendiri yang peduli akan budayanya sendiri lalu siapa lagi?

Diharapkan jangan terbawa emosi yang berlebihan. Momentum upaya adanya Malaysia mengklaim lagu "Rasa Sayange" dan "Tari Pendet" hampir bersamaan dengan adanya permasalahan klaim blok Ambalat oleh Malaysia. Tidak luput juga yaitu adanya "Kasus Manohara" ditambah dengan kasus kekerasan yang dilakukan sebagian warga Malaysia terhadap Tenaga Kerja Indonesia. Mungkin sepatutnya kita boleh menuntut keadilan akan hal ini semua. Tapi, tetap saja harus dapat membedakan setiap permasalahan yang terjadi agar dapat menghadapi setiap permasalahan dengan cerdas.

Dengan adanya berbagai peristiwa tersebut mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi bangsa ini. Setidaknya bangsa ini akan menjadi lebih peka terhadap keberadaan budayanya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar