Kamis, 27 Agustus 2009

Sandiwara Ramadhan

Sejenak aku merenungkan kehadiranmu Ramadhan. Ada selentingan opini sinis tentang kehadiranmu Ramadhan. Ada yang mengatakan bahwa aktivitas umat muslim di bulan Ramadhan ini adalah hanyalah sebuah "Sandiwara Ramadhan". Mendengar opini sinis seperti itu janganlah lantas langsung naik pitam. Ada baiknya mengevaluasi diri kita masing-masing. Misalnya, mengerjakan Shalat Sunat Tarawih, berpuasa, berzakat, bersodaqoh, membaca Al-Qur'an hanya dilakukan pada bulan Ramadhan saja. Bulan selain Ramadhan apakah umat muslim mau melakukan itu semua?

Tidak heran memunculkan opini sinis seperti itu. Seolah-olah bulan Ramadhan itu dijadikan sebagai ajang pertunjukkan sandiwara. Pertunjukkan yang dipentaskan setiap satu tahun sekali. Para lakonnya tidak lain adalah umat muslim. Ironis sekali bukan?

Opini sinis itu harus dapat membuat umat muslim untuk berpikir. Jangan hanya membalas dengan amarah. Itu hanya memperlihatkan kelemahan sendiri. Evaluasi ibadah diri masingmasing dari hari ke hari berikutnya. Bukan hanya ibadah di bulan Ramadhan saja.

Ada yang mengatakan bulan ke-9 (Ramadhan) itu cuacanya panas. Sesuai dengan katakata Ramadhan yang berarti panas yang membara. Di ibaratkan hati manusia itu adalah batu atau besi. Dengan kehadiran bulan Ramadhan hati yang keras ibarat batu dan besi itu dapat meleleh dibakar oleh Ramadhan (panas yang membara).
Dengan demikian Ramadhan dapat melelehkan hati manusia agar tidak mengeras untuk hari hari selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar