Jumat, 04 Desember 2009

Ballada Dua Anak Pengamen Bus

Berangkat kuliah jam 1 siang. Naik bus Damri AC. Ngga lama kemudian naik dua anak pengamen hendak mencari nafkah. Tapi tiba-tiba saja dilarang oleh kondektur bus Damri AC tersebut. Aku bertanya2 dalam hati "kenapa ngga boleh nyanyi?". Oh mungkin karena bus ini adalah AC bukan tempat para pengamen tapi tempat para eksekutif. Di lihat dari harga tarifnya jelas berbeda dengan bus Damri AG (angin gelebug). Mungkin dua anak pengamen tersebut hanya dianggap pembuat gaduh, sedangkan dalam bus tersebut harus tertib dan hening. Dua anak tersebut pasrah saja, diam dan tak berontak sedikitpun. Mereka kelihatannya anak-anak yang baik.

Pas ada penumpang turun minta dibawakan bawaannya yang berat lalu salah satu pengamen itu membantu dan mendapat imbalan 5000 rupiah. Polosnya anak itu kebingungan uang itu harus disampaikan ke kondektur. Ibu2 di sebelahku dan aku serempak memberitahu bahwa itu rizki kamu. Anka itu baru mengerti dan tersenyum. Ibu2 di sebelahku menginterogasi mereka berdua. Akhirnya ibu2 itu memberi 5000 rupiah. Mungkin supaya adil dapat masing2 5000 rupiah.

Kesabaran membawa berkah. Tak perlu sakit hati karena tak dianggap dalam kesejukkan bus AC itu. Buktinya Tuhan masih selalu memberi rezeki bagaimanapun caranya. Aku percaya bahwa Tuhan itu adil.

Hari Kamis, 03 November 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar