Kamis, 30 Juli 2009

Kado Terindah

Bulan Juni. Akhir dari semester genap. Ujian Akhir Semester di ujung mata. Puncak acara Himpunan jurusanku pun hampir tiba. Arrrgghhh…. Semua itu bagai mimpi buruk bagiku. Semenjak masuk kuliah aku tak pernah merasakan damainya hidup di hari ulang tahunku. Bulan Juni. Tentu saja karena ulang tahunku tepat di bulan Juni.

Andaikan tepat di hari ulang tahunku dunia ini berhenti berputar, hingar bingar kehidupan berhenti sejenak, peperangan di hentikan, kemiskinan lenyap dan semua permasalahan hidup ini hilang. Walaupun hanya satu hari. Aku tahu tak mungkin. Aku tahu itu mustahil.

Setiap tahun tepat di bulan Juni selalu di awali dengan Ujian Akhir Semester. Aku masih ingat satu tahun yang lalu aku lewati detik-detik ulang tahunku dengan kesepian, hampa dan kosong. Semua perhatian teman-temanku tersita oleh soal-soal ujian akhir semester genap. Tak hanya itu, ditambah acara Kongres Himpunan yang membuat tenaga dan pikiran hampir semua teman-temanku habis terkuras. Tak ada yang peduli dengan hari ulang tahunku. Jauh di lubuk hatiku ternyata aku kesepian, hampa dan kosong. Meskipun, aku turut serta menjadi bagian dari semua aktivitas itu tetap saja aku merasa kesepian, hampa dan kosong.

Hari berganti hari ku lalui dengan kesabaran. Sampai hari ulang tahunku tiba tak ada satu pun yang mengingatnya. Tak ada satu pun. Keesokkan harinya tiba saatnya Kongres Himpunan. Angkatanku yang memegang peranan penting saat ini. Tiba saatnya salah satu temanku akan menjadi pemegang ketua Himpunan. Entah siapa pun itu. Meski hati ini kesepian, hampa dan kosong aku tetap hadir dalam acara Kongres Himpunan itu. Anehnya, di tengah keramaian berkumpulnya antar angkatan. Meski hanya sebagian kecil. Aku merasa kesepian, hampa dan kosong. Aku tak tahu apa yang dapat menghiburku.Tak satu pun dapat membuatku tersenyum.

Kongres Himpunan memang sangat melelahkan. Menguras tenaga dan pikiran. Bayangkan saja dilakukan dari siang sampai malam. Tak terasa tiba waktunya adzan maghrib. Semuanya istirahat sejenak. Kebetulan hari itu aku sedang tidak shalat. Aku ditemani oleh Fira. Iqbal orang pertama yang selesai shalat lalu bergabung duduk denganku dan di ruang tempat Kongres Himpunan ini. Tiba-tiba ada seseorang masuk. Ternyata Raka datang menghampiri Iqbal dan berbincang-bincang berdua. Raka berbincang-bincang sambil mengambil makanan yang ada di hadapannya. Aku heran kenapa dia baru muncul. Aku baru sadar dia tidak ada dalam acara Kongres Himpunan dari tadi siang. Dia tak henti-hentinya makan sambil berbincang-bincang dengan Iqbal. Anehnya itu membuatku tersenyum. Tak habis pikir aku melihat wajah tanpa dosanya Raka yang tiba-tiba muncul pada akhir acara dan langsung menikmati makanan yang ada di sini. “Orang yang aneh!!!”, aku bergumam dalam hati. Aku memperhatikan gerak-geriknya, cara dia makan sambil berbincang-bincang. Lucu. Aku baru tersadarkan di tengah kesepian, hampa dan kosongnya hati ini ternyata “orang aneh” seperti dia bias menghiburku dan membuatku tersenyum. “Ada apa ini? Terserang syndrome apa aku ini?”, pikirku dalam hati. Meski hanya beberapa menit saja tapi aku cukup terhibur. Aku menikmati tiap menit itu. Aneh.

***

Bulan Juni. Akhir dari semester genap. Ujian Akhir Semester di ujung mata. Puncak acara Himpunan jurusanku pun hampir tiba. Arrrgghhh…. Semua itu bagai mimpi buruk bagiku. Semenjak masuk kuliah aku tak pernah merasakan damainya hidup di hari ulang tahunku. Bulan Juni. Tentu saja karena ulang tahunku tepat di bulan Juni.

Andaikan tepat di hari ulang tahunku dunia ini berhenti berputar, hingar bingar kehidupan berhenti sejenak, peperangan di hentikan, kemiskinan lenyap dan semua permasalahan hidup ini hilang. Walaupun hanya satu hari. Aku tahu tak mungkin. Aku tahu itu mustahil.

Setiap tahun tepat di bulan Juni selalu diawali dengan Ujian Akhir Semester. Tahun ini aku mengambil sikap. Tepat di hari ulang tahunku aku sengaja menghindar dari hingar bingar kampus. Aku hanya ingin menikmati damainya hidup satu hari ini saja. Mungkin juga karena aku terlalu rapuh untuk mengulangi kejadian tahun kemarin. Aku tak mau terulang lagi. Aku tak mau merasakan kesepian, hampa dan kosong lagi. Aku tak mau.

Keesokan harinya aku pergi ke kampus. Ada sesuatu yang penting mengenai Karya Tulis Ilmiah yang telah aku tulis. Ditambah tugas satu mata kuliah yang belum kuserahkan. Tepat di hari Kongres Himpunan jurusanku. Aku tak peduli. Sungguh aku tak mempedulikan itu. Aku terlalu rapuh untuk mengulangi ke sekian kalinya. Maafkan aku teman-teman semua.

Sampai akhirnya aku temukan sedikit kebahagiaan. Aku segera mencari Pak Arif selaku PD3(Pembantu Dekan 3) di gedung dekanat. Aku pikir Karya Tulis Ilmiah yang telah ku tulis belum di photocopy rangkap tiga. Ternyata semua itu sudah ditangani oleh Pak Arif. Karya Tulis Ilmiah yang telah ku tulis siap untuk diikutsertakan dalam lomba. Syukurlah, aku bisa bernapas lega. Ketika aku keluar dari gedung dekanat ada seseorang yang memanggilku dari belakang. “Ami….”, teriak orang itu. Aku menoleh ke belakang dengan penuh kebingungan. “Lihat Aldi ga? Aldi?”, Tanya Raka padaku. “Ya ampun… mimpi apa aku tadi malam? Raka manggil namaku”, aku bergumam dalam hati. Beberapa tahun kuliah di kampus ini, beberapa tahun aku mengenal Raka baru kali ini dia memanggil namaku dan bertanya padaku. Seakan dunia ini berhenti berputar, seakan hangar bingar berhenti sejenak, seakan peperangan di hentikan, seakan kemiskinan lenyap dan semua permasalahan hidup ini hilang. Hari yang cerah. Hari yang indah. Meski hanya beberapa menit saja. Inilah kado terindah dalam hidupku. Aku hanya sempat menjawab “ngga, soalnya baru datang kesini”, jawabku pelan. “Oh…”, jawabnya singkat.
Ketika kedua kalinya suara seseorang memanggil namaku “Ami!!!”. Aku kira itu suara Raka tapi ternyata bukan. Itu suara Dika mantan pacar sahabatku Nayla. Dika mengajak pulang bersama denganku. Andaikan Raka yang mengajakku pulang bersama. Aku tahu itu tak mungkin. Aku tahu itu mustahil.

***

Bulan Juni. Akhir dari semester genap. Ujian Akhir Semester di ujung mata. Puncak acara Himpunan jurusanku pun hampir tiba. Arrrgghhh…. Semua itu bagai mimpi buruk bagiku. Semenjak masuk kuliah aku tak pernah merasakan damainya hidup di hari ulang tahunku. Bulan Juni. Tentu saja karena ulang tahunku tepat di bulan Juni.
Andaikan tepat di hari ulang tahunku dunia ini berhenti berputar, hingar bingar kehidupan berhenti sejenak, peperangan di hentikan, kemiskinan lenyap dan semua permasalahan hidup ini hilang. Walaupun hanya satu hari. Aku tahu tak mungkin. Aku tahu itu mustahil.

Setiap tahun tepat di bulan Juni selalu diawali dengan Ujian Akhir Semester. Tahun depan aku dapat membayangkan kesepian, hampa dan kosong akan kembali menerjangku. Kali ini tak akan ada yang dapat menghiburku dan membuatku tersenyum. Tepat di tahun depan Raka sudah pergi meninggalkan kampus ini. Sampai kapan pun Raka tak kan pernah tahu bahwa dia pernah menjadi 'kado terindah' bagiku. Hilang semua harapan. Tak ada lagi 'kado terindah' dalam hidup ini. Selamat datang kesepian, hampa dan kosong.

Bandung, 19 Juni 2009