Jumat, 29 Januari 2010

Bungkam

Perihnya hak rakyat dirampas
Keringat rakyat bercucuran demi sesuap nasi
Di seberang sana para elite bergelimangan harta
Menikmati kenikmatan duniawi tiada henti

Rakyat telah kehilangan sebuah keadilan
Merintih-rintih kesakitan
Diseberang sana para elite bebas dari hukuman
Menikmati fasilitas mewah dalam tahanan

Semua bungkam
Akankah terus bungkam?

Tetesan air mata telah membanjiri negeri ini
Hanya sebongkah mimpi dan harapan
Keberanian melawan bungkam
Tekadkan hati untuk terus berjuang


Bandung, 29 Januari 2010
Arlin Widya Safitri

Gerakan 28 Januari

Saatnya kami berjuang
Saatnya kami melawan
Saatnya kami berteriak
Saatnya kami bergerak

Lelah kami disuguhi janji-janji manis
Lelah kami dengan kelakuan-kelakuan koruptor
Lelah kami terkena wabah penyakit korupsi
Lelah kami melihat mafia-mafia hukum
Lelah kami terhimpit sesaknya ekonomi

Saatnya kami berjuang
Saatnya kami melawan
Saatnya kami berteriak
Saatnya kami bergerak

Rindunya kami terhadap keadilan
Rindunya kami terhadap kebenaran
Rindunya kami terhadap kedamaian
Rindunya kami terhadap kesejahteraan rakyat

Saatnya kami berjuang
Saatnya kami melawan
Saatnya kami berteriak
Saatnya kami bergerak

Selamatkan rakyat dari jerat janji-janji manis
Selamatkan rakyat dari ketidakadilan
Selamatkan rakyat dari wabah penyakit korupsi
Selamatkan rakyat dari kemiskinan



Bandung, 28 Januari 2010
Arlin Widya Safitri

Cerita-cerita PP Cirebon - Jatinangor

belum sempet post...

Ketika Aku Gila Cinta

Tak disengaja aku menemukan buku kecil berjudul
Ketika Aku Gila Cinta
Tulisan-tulisannya sangat menggugah
Tulisan-tulisannya kental dengan nuansa cinta

Aku mulai meresapi kata-kata yang dibuat
Serasa memasuki relung hati
Serasa melihat cermin yang memantulkan diri

Cinta hampir selalu dimaknai seksualitas
Cinta hampir selalu dimaknai kejorokan
Cinta hampir selalu dimaknai birahi yang meledak-ledak
Cinta itu bukan hal yang demikian
Cinta itu keindahan
Cinta itu kesucian hati
Hanya orang-orang bijak yang dapat
memelihara cinta tumbuh subur.

Teringat kisah Qais dan Laila
Cinta yang terhalang oleh tembok tradisi
dan norma-norma agama
Mengingat kisah itu, aku merasa masih beruntung
Entah apa yang menjadi tembok penghalang bagiku
Mungkin juga hal yang serupa

Sungguh berani penulis kata-kata ini
Berani mengungkapkan suara-suara cinta
Sesuatu yang dianggap tabu dalam tradisinya
Banyak hal yang kupetik darinya
Meski berbeda budaya namun tetap memiliki
nilai yang sama



Cirebon, 24 Januari 2010
Arlin Widya Safitri

Minggu, 17 Januari 2010

rreturn...

coming soon...

sengaja bikin post kosong

peer bwt pulang kkn...
so tungguin...

miss u...

kangen nulis...

salam perpisahan sblum kkn

puasa nge-blog, nge-facebook, nge-net, jauh dr perkotaan...

Pesona Alam Kawah Putih

Pagi menjelang siang, ketika hujan rintik-rintik
aku datang untuk pertama kali
ke dalam dinginnya udaramu
ke dalam kesejukkanmu
dan ke dalam kabutmu

Setiap orang mengagumi pesona keindahanmu
yang begitu menggugah, begitu alami
putihmu, hijaumu dan birumu
perpaduan alam yang sempurna

Aku cinta padamu, Kawah Putih yang dingin
airmu adalah ketenangan jiwa yang abadi
kabutmu adalah kesucian hati nan putih bersih
hutanmu adalah pelindung alam
cintamu dan cintaku hanya bersembunyi di dalam hati

Siang itu ketika dingin menyelimuti hati dan pikiran
aku teringat akan suatu hal
setengah berbisik aku berucap "suatu hari nanti
aku akan kembali disini bersama sang pujaan hati"
kamu menjadi saksi ucapan janjiku itu

"Hidup adalah soal pencarian,
menghadapi berbagai pertanyaan besar
tanpa kita bisa menemukan sebuah jawaban
terus mengayuh, mengayuh dan mengayuh
untuk menemukan sebuah jawaban
akan kebenaran hidup, tetap semangat"

Kawah Putih sungguh indah pesonamu
aku sangat mengagumimu
dan aku berjanji akan kembali untukmu



Bandung, 17 Januari 2010
Arlin Widya Safitri

Suasana Malam di The Valley (Dago)

malam itu, ketika cahaya-cahaya lampu bersinar
menerangi alam ini, menambah keindahan malam
waktu makan malam telah tiba
aku, kakakku, auyama chan dan pak wawan
menuju buaianmu

kamu suguhkan kenikmatan duniawi
makanan-makanan lezat
minuman-minuman hangat
pelayan-pelayan ramah
orang-orang berkelas atas pengunjung setiamu
aku akrab menyebut mereka borjuis
dan aku salah satu diantaranya malam ini
sungguh malam yang setengah membosankan

disini tak ada yang berbeda
disini hanyalah membeli pemandangan
begitu mahalnya harga sebuah pemandangan
pemandangan, mungkin itu yang membuatku
nyaman, senang, tersenyum untuk malam ini
aku tak ingin munafik, aku menikmati malam ini

sungguh aku berada di tempat tinggi saat ini
aku dapat melihat keindahan malam
hampir seluruh daerah Bandung seolah di hadapan mata

meski tempat ini untuk para borjuis
bagi aku, kakakku, auyama chan dan pak wawan mungkin tak berlaku
tak ada kata beda bangsa
tak ada kata bekas penjajah - dijajah
tak ada kata seorang sopir
semua melebur menjadi satu
menambah keindahan dengan makna kebersamaan



Bandung, 16 Januari 2010
Arlin Widya Safitri

Maribaya

Sore itu, aku menyempatkan diri mengunjungimu
meski hanya sesaat aku dapat menikmatinya
pesona air terjun yang deras
pesona pepohonan yang lebat

Ingin aku menelusuri jalan setapak ini
menuju jalan ini sampai ujung
waktu tak memungkinkan saat ini

Maribaya, pesona alammu
tak kalah dengan yang lain
aku akan menyimpan dalam ingatan



Bandung, 16 Januari 2010
Arlin Widya Safitri

Tangkuban Perahu

Siang menjelang sore, ketika kabut menyelimuti dirimu
tanpa dapat melihat pesona keindahanmu
aku disini mengunjungimu

Lambat laun angin menyapu kabut darimu
sedikit demi sedikit aku dapat melihat kecantikanmu
pesona keindahan yang alami
membuat semua orang berdecak kagum

Ditemani hangatnya jagung bakar
suka cita para pengunjung
kebersamaan kakak adik
melupakan sejenak persoalan hidup

Hujan turun ikut meramaikan suasana
di tengah keindahanmu
di tengah mitos legendamu

Wahai Tangkuban Perahu, aku akan merindukanmu
merindukan keindahan pesona alammu



Bandung, 16 Januari 2010
Arlin Widya Safitri

Minggu, 10 Januari 2010

Ujian Susulan KKNM di LPPM Unpad

Hanya sekedar formalitas. selanjutnya belum sempet post.

Sabtu, 09 Januari 2010

Situasi waktu itu

belum sempet post

Sang Pengecut

Berkumpul dalam ruangan aula. Duduk berjajar rapi. Kertas lembar jawaban dibagikan. Kertas berisi soal-soal ujian pun dibagikan. Satu per satu mulai hening. Entah apa yang ada di pikiran masing-masing.

Lelucon yang tak lucu. Segala cara dihalalkan demi mendapatkan nilai bagus. Bersembunyi di balik punggung teman berbadan besar. Berdiskusi dengan teman sebelah. Diam seorang diri melihat catatan kuliah. Seterusnya dan seterusnya.

Di ruangan aula sebesar itu semua membisu. Seakan semua hal yang wajar. Teringat kata-kata seorang teman "beranikah memberitahu teman yang mencontek?". Dengan semangat aku berkata "berani". Hari ini kata-kata itu pun pupus sudah. Kenyataannya aku hanya sang pengecut.

Andai Soe Hok Gie berada di ruangan aula ini. Aku tahu dia pemberani. Bukan seperti aku, sang pengecut.




Bandung, 9 Januari 2010

puisi Soe Hok Gie (tanpa judul)

Saya mimpi tentang sebuah dunia,
Dimana ulama? buruh dan pemuda,
bangkit dan berkata? Stop semua kemunafikan,
Stop semua pembunuhan atas nama apapun.

Dan para politisi di PBB,
Sibuk mengatur pengangkutan gandum, susu
dan beras,
Buat anak-anak yang lapar di tiga benua,
Dan lupa akan diplomasi.

Tak ada lagi ras benci pada siapa pun,
Agama apa pun, rasa apa pun, dan bangsa
apa pun,

Dan melupakan perang dan kebencian,
Dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia
yang lebih baik.

Tuhan ? Saya mimpi tentang dunia tadi,
Yang tak pernah akan datang.


Salem, 29 Oktober 1968
-Soe Hok Gie-

Menuju Sebuah Era Baru

Gunjang-ganjing finansial terburuk sejak Depresi Besar tahun 1930-an sudah mereda. Walaupun sudah terlewati, dampaknya masih terasa sampai saat ini. Krisis finansial yang bermula dari krisis perumahan di Amerika serikat menghasilkan jutaan penganggur karena penutupan perusahaan kecil dan besar, serta merosotnya perdagangan global hingga memperbesar defisit anggaran pemerintah karena harus turun tangan menyelamatkan perekonomian.

Tinjauan Ekonomi 2010 dari Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pada 2010 pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,1 persen. Sebagian besar pertumbuhan ini akan di dorong Asia, terutama India dan China. Di dua negara itu, output industri tumbuh dengan kecpatan tertinggi dalam 18 bulan terakhir pada Oktober lalu. Sedangkan untuk tahun 2009, pertumbuhan global minus 1,1 persen.

Sebagaimana dikatakan Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick, adalah Asia dengan keberadaan India dan China yang bisa menggerakkan kembali perekonomian global. Pemerintah, swasta dan warga Amerika Serikat sedang terbenam pada masalah utang, yang dalam beberapa waktu ke depan membuat mereka tak berkonsumsi seperti sedia kala.Mungkin dengan alasan inilah pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 1 Januari 2010 berlakunya Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China.

Dalam upaya melakukan proses perdagangan bebas ASEAN-China pemerintah Indonesia menghimbau para penggerak ekonomi lokal berbenah diri. Indonesia kini harus menerima produk-produk luar negeri menyerbu pasar lokal. Di bidang teknologi dan informasi yang kini telah marak di Indonesia. Kehadirannya kini telah melahirkan sebuah gaya hidup baru. Misalnya, dalam sebuah acara "e lifestyle" di MetroTV pada minggu terakhir di bulan Desember 2009 membahas tentang adanya "generasi Y" yang akan booming pada 2010 (era millennium). Generasi Y dikatakan generasi yang sudah sangat erat hubungannya antara teknologi dan informasi dengan kebutuhan kehidupan sehari-harinya. Generasi Y ini diperkirakan generasi yang lahir dari tahun 90-an ke atas. Hal tersebut sudah dapat disaksikan dengan menjamurnya laptop, telepon selular yang berakses internet di masyarakat. Fenomena ini tentunya seolah memiliki dua sisi keping koin, yakni dapat berdampak positif maupun berdampak negatif.

Sekedar menengok ke kejadian di masa lalu dengan membaca tulisan Soe Hok Gie berjudul "Sebuah Generasi Yang Kecewa" yang diterbitkan di Sinar Harapan, 5 Maret 1969. Isi tulisan Gie menceritakan keadaan masyarakat Amerika Serikat yang mengalami perubahan besar. Akibat dari kemajuan-kemajuan teknologi, produksi dapat ditingkatkan secara besar-besaran di beberapa tempat. Mobil, TV, mesin cuci dan lain-lain merupakan barang sehari-hari dalam kehidupan. Pendidikan yang dahulu hanya menjadi "previllage" orang-orang kaya kini berubah menjadi sesuatu yang biasa.

Salah satu sendi terpenting dari kemajuan Amerika Serikat saat itu adalah industrialisasi yang berhubungan erat dengan perdagangan. Sektor ini merupakan "pusat" daripada kehidupan Amerika Serikat. Perkembangan yang cepat daripada industrilaisasi dan komersialisasi ini membawa persoalan-persoalan baru yang mengerikan. Salah satu persoalan yang timbul adalah proses dehumanisasi individu-individu. Teror "dehumanisasi" ini begitu besar, sehingga banyak orang akhirnya kehilangan dirinya sendiri. Seorang nyonya rumah yang kebetulan menjadi mahasiswa di Universitas Hawaii berkata dalam sebuah seminar : "Kadang-kadang saya tidak tahu mengapa saya membeli mesin cuci yang baru. Mungkin saya membutuhkannya. Tetapi mungkin karena setiap hari saya membaca iklan-iklan, melihat iklan-iklan TV dan reklame-reklame yang menarik bahwa seorang nyonya rumah yang baik harus punya mesin cuci yang baru. Masyarakat sekitar saya juga membelinya. Akhirnya saya beli, walaupun saya tak tahu mengapa".

Sistem propaganda di Amerika Serikat pada saat itu luar biasa hebatnya berkat penelitian-penelitian psikologi masyarakat. Seorang gadis yang memakai rok mini tidaklah mengetahui dengan pasti apakah ia memang senang memakai rok mini, ataukah karena di TV dan koran-koran bintang film yang cantik menyatakan bahwa rok mini itu baik. Dalam arus propaganda seperti ini manusia-manusia biasa akhirnya tidak lagi menentukan dirinya sendiri tetapi ditentukan oleh masyarakat (selera propaganda).

Itulah isi tulisan Gie secara singkat ketika ia berkesempatan melawat ke Amerika Serikat dan Australia selama hampir 75 hari bersama wakil mahasiswa dari berbagai negara.

Akankah hal serupa dapat terjadi di Indonesia saat ini? Ketika diberlakukannya perdagangan bebas ASEAN-China pada 1 Januari 2010 dengan otomatis Indonesia akan dibanjiri produk-produk luar negeri. Masyarakat Indonesia akan dijejali beragam produk baik dari lokal maupun luar negeri. Tak dapat dicegah menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat konsumtif. Sekali lagi mengutip dari tulisan Soe Hok Gie yakni "Bukan saya yang menentukan bahwa warna biru itu manis. Karena semua bilang biru itu manis maka saya juga setuju".

Rabu, 06 Januari 2010

Kepada Pejuang-Pejuang Lama

Kepada Pejuang-Pejuang Lama

Biarlah mereka yang ingin dapat mobil, mendapatnya.
Biarlah mereka yang ingin dapat rumah, mengambilnya.
Dan datanglah kau manusia-manusia
Yang dahulu menolak, karena takut ataupun ragu.

Dan kita, para pejuang lama.
Yang telah membawa kapal ini keluar dari badai
Yang berani menempuh gelombang (padahal pelaut-pelaut lain takut)
(Kau tentu masih ingat suara-suara di belakang..."mereka gila")
Hai, kawan-kawan pejuang lama.
Angkat beban-beban tua, sandal-sandal kita, sepeda-sepeda kita
Buku-buku kita atau pun sisa-sisa makanan kita
Dan tinggalkan kenang-kenangan dan kejujuran kita.
Mungkin kita ragu sebentar (ya, kita yang dahulu membina
kapal tua ini
di tengah gelombang, ya kita betah dan cinta padanya)

Tempat kita, petualang-petualang masa depan dan pemberontak-
pemberontak rakyat
Di sana...
Di tengah rakyat, membina kapal-kapal baru untuk tempuh
gelombang baru.
Ayo, mari kita tinggalkan kapal ini
Biarlah mereka yang ingin pangkat menjabatnya
Biarlah mereka yang ingin mobil mendapatnya
Biarlah mereka yang ingin rumah mengambilnya.
Ayo,
Laut masih luas, dan bagi pemberontak-pemberontak tak ada
tempat di kapal ini. (Teks sudah disesuaikan denagn EYD)


Desember 1965

kampus

belum sempet post