Teruntuk: Tetehku Dian G Rahayu
Menjelang hari pernikahannya
Keindahan dunia membuaiku
dan tak memandang ke arahmu
Gelombang air laut yang terus membawa arus
tak menghanyutkan ke dalam deras arusmu
Ku terapung dalam sebuah perahu
yang tak tentu arah tujuan
Telusuri riak-riak kecil, gelombang maupun badai
tak membuatku pantang pulang
Dalam perjalanan ditemani kicauan burung-burung
seperti hendak menghibur
Langit biru selalu setia menemani
kemanapun hendak pergi
Angin semilir berhembus kencang
membawa ke suatu tempat
Dimana kau berada dalam nuansa bening
yang tak disangka merupakan pelabuhan terakhir
Tak ingin beranjak pergi kemanapun
dan ingin selalu singgah di pelabuhan terakhir
untuk selamanya
Arlin Widya Safitri
Bandung, 24 Maret 2011
Kamis, 31 Maret 2011
Hidangan Tak Terlihat
Teruntuk: seorang ibu di Ponorogo, Jatim
Suara ayam berkokok selalu nyaring di telinga
Mengingatkan hari ini harus berpacu dengan waktu
Raga renta, dunia yang gelap tak menyurutkan tekad
Keringat kian deras menghujani tubuh
Tak menjadi soal, demi anak gadis tercinta
Membasuhi tubuh dengan percikan air
Mengadu resah pada Sang Pencipta
Masih adakah rezeqi di hari ini?
Semangat tak pernah padam
Tak menjadi soal, demi anak gadis tercinta
Pelukan manis dari yang tercinta
“Sayang Nak, dari lahir tak pernah tahu rupamu
hanya bisa meraba lekukan dan mencium bau tubuhmu”
Itu sudah cukup membuat semangat
Ibu pulang hari ini, Nak!
Membawa sesuatu yang mungkin tak cukup kau bagi
Pelan mulai menata hidangan
Semuanya untuk anak gadis tercinta
Bagiku wanginya sudah cukup membuat rasa lapar hilang
Arlin Widya Safitri
Bandung, 02 Maret 2011
Suara ayam berkokok selalu nyaring di telinga
Mengingatkan hari ini harus berpacu dengan waktu
Raga renta, dunia yang gelap tak menyurutkan tekad
Keringat kian deras menghujani tubuh
Tak menjadi soal, demi anak gadis tercinta
Membasuhi tubuh dengan percikan air
Mengadu resah pada Sang Pencipta
Masih adakah rezeqi di hari ini?
Semangat tak pernah padam
Tak menjadi soal, demi anak gadis tercinta
Pelukan manis dari yang tercinta
“Sayang Nak, dari lahir tak pernah tahu rupamu
hanya bisa meraba lekukan dan mencium bau tubuhmu”
Itu sudah cukup membuat semangat
Ibu pulang hari ini, Nak!
Membawa sesuatu yang mungkin tak cukup kau bagi
Pelan mulai menata hidangan
Semuanya untuk anak gadis tercinta
Bagiku wanginya sudah cukup membuat rasa lapar hilang
Arlin Widya Safitri
Bandung, 02 Maret 2011
Langganan:
Postingan (Atom)