Selasa, 15 September 2009

Indahnya Suasana Malam Di Sekitar Alun-Alun Kota Bandung

Beberapa hari sebelumnya aku dan mamah sudah berencana ingin 'itikaf di mesjid pada malam ganjil di bulan Ramadhan. Tujuan mesjid yang kami rencanakan ada dua pilihan, yaitu Mesjid Raya Alun-Alun Bandung atau Mesjid Daarut Tauhid. Akhirnya pilihan kami berdua jatuh ke Mesjid Raya Alun-Alun Bandung. Alasan utamanya adalah letaknya yang strategis dan tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami.

Niat melakukan 'itikaf itu baru terlaksana pada hari Senin, 14 September 2009, bertepatan malam ganjil ke-25 di bulan Ramadhan. Alhamdulillah juga bisa 'itikaf bersama mamah soalnya selama ini mamah terlalu sibuk. Berangkat dari rumah kurang lebih jam 16.00 WIB. Sebelum menuju Mesjid Raya Alun-Alun Bandung aku dan mamah mampir ke kantor teh Devi sambil menunggu beduk maghrib. Menjelang buka puasa, teh Devi pulang ke rumahnya, aku dan mamah menuju Rumah Makan Padang di sekitar Alun-Alun. Sekedar mengisi perut untuk berbuka puasa. Keadaan di sekitar sangat padat. Disesaki manusia-manusia yang hendak berbuka puasa dan hiruk pikuk kendaraan. Membuat susah untuk bernapas.

Jarak antara RM Padang dengan Mesjid Raya Alun-Alun Bandung terbilang cukup dekat. Memasuki mesjid aku dan mamah bergegas mengambil air wudhu dilanjutkan dengan shalat Maghrib. Istirahat sejenak sambil menunggu adzan Isya'. Tak lama adzan Isya' berkumandang. Shalat Isya' berjama'ah. Raka'at ke-2 imam membacakan QS. Al-Qodr, seolah mengingatkan para jema'ah bahwa malam ini kemungkinan malam lailatulqodar. Sangat menyentuh hati.

Rutinitas sebelum shalat sunnat Tarawih selalu diadakan kuliah tujuh menit. Tema kultumnya adalah "Rasa Nikmat". Benar-benar ceramah yang membuatku untuk mensyukuri nikmat yang telah Dia berikan. Sebenarnya, bukan kuliah tujuh menit karena menghabiskan waktu 20 menit. Tak terasa. Dilanjutkan shalat sunnat Tarawih berjama'ah. Suasana shalat sunnat Tarawih di mesjid ini khusyuk berbeda dengan shalat sunnat Tarawih di mesjid sekitar tempat tinggal aku. Disini hanya satu atau dua orang yang berhenti sampai raka'at ke-8. Berbeda di mesjid sekitar temat tinggal pada raka'at ke-8 hampir setengahnya langsung pada pulang kerumah masing-masing. Alhasil shaf itu bolong-bolong.

Selesai shalat sunnat Tarawih berjama'ah mamah keluar mesjid sekedar membeli cemilan. Aku tetap berada di dalam mesjid sambil membaca buk Paris Lumiere de l'Amour yang baru di beli sekitar 3 hari yang lalu. Tak lama mamah datang membawa cemilan dan air mineral. Istirahat sejenak. Kemudian aku mulai membaca Al-Qur'an sedangkan mamah membaca Surat Yaasin. Lumayan banyak orang yang akan melakukan 'itikaf malam ini, berkisar kurang lebih 90 orang (hanya perempuan belum termasuk laki-laki).

Untuk tetap menjaga pikiran tidak mengantuk terlintas ide untuk melakukan observasi kecil-kecilan di mesjid ini (untuk ruang lingkup perempuan saja). Aku mencatat dalam jangka waktu 30 menit orang yang membaca Al-Qur'an dan yang mengerjakan shalat. Sekedar membuat otak ini berpikir bukan hanya diam.

Sekitar jam 12 malam, mamah mengingatkan aku untuk shalat sunnat Tahajjud. Bersyukur sekali punya mamah yang selalu mengingatkan aku. Aku berniat melanjutkan membaca Al-Qur'an. Akhirnya khatam Al-Qur'an. Alhamdulillah Ya Allah SWT telah mengabulkan satu permintaanku di bulan Ramadhan ini. Sementara mamah tidur sejenak. Aku terus melakukan observasi kecil-kecilan.

Tak terasa sudah dini hari. Sekitar jam 3 dini hari aku dan mamah menuju RM Ampera. Jarak antara mesjid - RM Ampera hanya kurang lebih 2 menit dengan berjalan kaki. Berbeda di siang hari harus melewati hiruk pikuk kendaraan, kira-kira 5 menit dengan berjalan kaki. Suasana yang hening, dingin, sejuk, jalanan bersih dari kendaraan, tidak ada pedagang kaki lima. Pemadangan yang hanya dirasakan saat dini hari. Namun, prihatin saat keluar dari mesjid di selasar mesjid tergeletak manusia-manusia yang tertidur pulas. Mereka kaum terpinggirkan. Pedagang kaki lima tertidur dibangku didalam tenda tempat mereka berjualan. Pengayuh becak tertidur pulas dalam ruang becaknya sendiri. Itulah sekilas pemandangan perjalanan menuju RM Ampera.

Di Ampera hanya 10 orang saja yang menyantap hidangan sahur. Kurang lebih 30 menit berada di Ampera lalu kembali ke mesjid. Sekilas pemandangan tadi tak ada yang berubah hanya saat itu ada penjual sayur melintas dengan kayuhan sepedanya.

Di dalam mesjid orang-orang sedang menyantap hidangan sahur, sebagian menyantap makanan yang telah dpersiapkan dari rumah sebagian lagi menyantap makanan (nasi bungkus) dari sekretariat mesjid. Aku dan mamah istirahat sejenak. Sambil menunggu adzan Shubuh aku melanjutkan membaca Al-Qur'an dari awal lagi. Tak lama adzan Shubuh berkumandang. Dilaksanakan shalat Shubuh berjama'ah.

Setelah shalat Shubuh berjama'ah kami berdua bersiap-siap pulang. Jam 05 pagi kami keluar mesjid. Di selasar mesjid terlihat sudah bersih dari orang-orang yang tertidur pulas, hanya satu atau dua orang yang masih berjongkok sambil menundukkan kepala. Kemana mereka semua? Apakah mereka ikut shalat Shubuh berjama'ah? Tak ada yang menjawab.

Di depan mesjid tiba-tiba datang rombongan anak perempuan (anak SD) sambil membawa buku kegiatan Ramadhan. Kemudian rombongan anak laki-laki sambil menyalakan petasan. Di seberang jalan ada sekelompok kaum terpinggirkan sedang duduk-duduk di depan pertokoan dengan keadaan masih mengantuk. Tak lama lewat seorang peranakan Tionghoa melintasi depan mesjid menuntun seekor anjing. Hanya beberapa angkot saja yang baru melintasi jalanan kota Bandung ini. Sungguh pemandangan yang jarang aku lihat.

Selama perjalanan menuju rumah aku berpikir betapa indahnya kota Bandung menjelang pagi hari. Tak ada kemacetan. Udara dingin, sejuk dan segar. Waktu tempuh perjalanan pun menjadi cepat. Tak mencapai 1 jam. Sungguh perjalanan yang lancar dan mengasyikkan. Seandainya ini terjadi di siang hari. Aku beruntung bisa menikmati indahnya suasana malam di sekitar Alun-Alun kota Bandung.


Bandung, 14 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar