Selasa, 08 September 2009

Nafas Yang Satu

Tuhan, dia adalah bunga hidup.
Sejak awal.
Walau bukan yang pertama.
Namun aku menyimpan aromanya.
Juga lembut aura dari cahaya-Mu

Rasa kesekian yang Engkau berikan.
Setelah lembaran catatan langit.
Dan... kini tuan kupu-kupu menemani hari-hari.
Bukan dari bibir, tapi dari cangkir.
Yang menjawab kehampaan dunia.

Tuhan, izinkan aku menikahi nafas yang satu ini.


Yogi Prianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar